> >

Waspada Siklon Tropis Surigae, BMKG: Masyarakat di Wilayah Timur Indonesia Tidak Lakukan Pelayaran

Update | 15 April 2021, 10:24 WIB
Citra satelit yang menunjukkan adanya pertumbuhan Bibit Siklon Tropis 94W (lingkaran biru) di Samudera Pasifik utara Papua, Senin (12/4 (Sumber: BNPB)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG ) Miming Saipudin menghimbau masyarakat yang berada di wilayah timur Indonesia untuk tidak melakukan pelayaran karena adanya potensi gelombang tinggi akibat siklon tropis surigae.

“BMKG menghimbau kepada masyarakat, tidak melakukan pelayaran di wilayah Papua bagian utara, Maluku Utara, kemudian Sulawesi bagian utara,” kata Miming, Rabu (14/4/2021) dalam keterangan tertulisnya.

Siklon tropis Surigae adalah hasil perkembangan bibit siklon tropis di utara Papua, yang bernama bibit siklon tropis 94 W.

Siklon tersebut bergerak ke arah barat laut mendekati wilayah Filipina.

Penamaan siklon atau badai tropis Surigae ini dilakukan oleh Japan Meteorogical Agency (JMA), termasuk analisis dan pergerakannya.

Baca juga: BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Dampak Siklon Tropis Surigae

Salah satu dampak dari siklon tropis suigae yaitu gelombang tinggi. Berikut rincian informasi dari BMKG

Gelombang tinggi 1,25-2,5 meter
Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kepulauan Sangihe-kepulauan Talaud, Perairan Kepulauan Sitaro, Perairan Bitung-Likupang, Laut Maluku, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasififk utara Halmahera, Perairan Utara Raja Ampat, Perairan Selatan Bia, teluk Cendrawasih, dan Perairan Jayapura-Sarmi.

Gelombang tinggi 2,5 - 4,0 meter
Perairan Manokwari, Perairan Utara Siak, dan Samudera Pasifik Utara Papua Barat

Gelombang tinggi 4,0 hingga 6,0 meter
Samudera Psifik utara Papua.

Selain itu, Miming juga meminta masyarakat untuk menghindari wilayah yang berpotensi bencana akibat dampak lain dari siklon tropis surigae seperti banjir, banjir bandang dan longsor.

Ia menjelaskan wilayah yang berpotensi bencana yaitu yang dekat dengan lembah sungai, lereng bukit, tepi pantai dan wilayah yang ditumbuhi pohon-pohon besar yang mudah tumbang.

Himbauan ini merupakan bentuk mitigasi BMKG dari bencana yang terjadi sebelumnya di Nusa Tenggara Timur akibat siklon tropis seroja.

Penulis : Baitur Rohman Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU