> >

Budayawan Katakan Reaktualisasi TMII Perlu Kerja Sama dengan Humaniora

Sosial | 11 April 2021, 15:40 WIB
Gambar bentuk miniatur wilayah Indonesia di TMII (Sumber: tamanmini.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Taman Mini Indonesia Indah, secara resmi diambil alih oleh Kementerian Sekretariat Negara dari Yayasan Harapan Kita melalui Perpres Nomor 19 Tahun 2021.

Terkait hal ini, Budayawan Garin Nugroho menyampaikan kekhawatirannya akan perubahan TMII di masa mendatang melalui wawancara singkat via WA pada Minggu (11/4/2021).

TMII layaknya keberagaman hutan hayati di mana manajemen hutan keberagamaan hayati memerlukan keterampilan dan pengetahuan serta strategi sendiri. Menurut Garin, ini tidak bisa dijalankan selayaknya hutan industri. 

Garin mengatakan, di Indonesia seringkali jalan pintas diambil dengan mengubah menjadi hutan industri.

Baca Juga: Negara Ambil Alih TMII dari Keluarga Soeharto, Moeldoko: TMII Merugi dari Waktu ke Waktu

"Ahli manajemen ekonomi hutan industri banyak sekali. Ahli manajemen hutan keberagaman hayati langka, namun pasti ada," kata Garin.

"Saya khawatir jika salah alih malah layaknya menjadi hutan industri," tambah Garin. 

Ia meminta, pengambilalihan harus sesuai dengan asas demokrasi dan status serta peran, meski memang diperlukan strategi dan reaktualisasi peran TMII. Namun yang perlu menjadi catatan, jangan menjadikan ini alasan mengubah menjadi hutan industri. 

Garin juga menyebut bahwa TMII memang kehilangan pamor dan peran sesuai nilai-nilai baru budaya dan demokrasi paska reformasi. 

"Reaktualisasi yang dilakukan tidak bisa hanya mengandalkan korporasi, tetapi harus ada gabungan kolaborasi dengan humaniora," tutup Garin. 

Penulis : Hasya Nindita Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU