> >

Ahli Epidemiologi UI Sebut Kasus Covid-19 Bisa Bertambah jika Pemerintah Tak Melarang Mudik 2021

Sosial | 16 Maret 2021, 21:56 WIB
Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19. (Sumber: AP Illustration / Peter Hamlin)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kemungkinan kasus Covid-19 bakal bertambah seiring dengan tidak adanya larangan pemerintah terhadap kegiatan mudik tahun 2021 ini. Hal ini sebagaimana disampaikan Tri Yunis Miko Wahyono, seorang ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI).

Miko menilai, tidak masalah jika pemerintah tidak melarang mudik Lebaran 2021. Namun, kata dia, pemerintah harus menerima konsekuensi jika nantinya terjadi kenaikan kasus Covid-19.

"Jadi menurut saya kalau mau nambah kasusnya boleh saja dibuka (dibolehkan mudik) kalau mau nambah (kasus Covid-19)," kata Miko, Selasa (16/3/2021).

Baca Juga: Pemerintah Tak Larang Mudik, Ini Kata Satgas Penanganan Covid-19

Dia mengakui meski dalam jangka waktu hingga Mei 2021 Indonesia akan kedatangan jutaan vaksin, namun dia tak yakin jumlah orang yang divaksin akan memenuhi syarat untuk membantu menekan penularan.

"Dampak terbesar itu kalau 100 juta orang akan ada dampaknya," imbuhnya. 

Apabila tidak bisa mencapai 100 juta orang yang divaksin, kata Miko, pemerintah bisa mengupayakan melakukan vaksin pada 50 juta orang untuk tidak melarang mudik.

Namun, Miko menilai, sebenarnya jumlah tersebut masih tidak aman untuk mengurangi penularan Covid-19 di masyarakat.

Baca Juga: Pemerintah Tak Larang Mudik 2021, DPD: Perketat Akses Pintu Masuk Perbatasan Wilayah

Melansir Kompas.com, pemberlakuan tes GenoSe juga dinilainya tidak cukup sebagai screening sebelum melakukan mudik. Miko pun menyarankan semua pemudik baiknya menjalani tes swab antigen.

Penulis : Gading Persada Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU