> >

Mutasi Virus Corona B117 dan N439K, Mana yang Lebih Berbahaya? Ini Penjelasan IDI

Kesehatan | 14 Maret 2021, 05:00 WIB
Ilustrasi virus Corona varian N439K. Setelah mutasi B117, Indonesia kembali terjangkiti varian Corona lainnya. (Sumber: AP Illustration/Peter Hamlin)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Virus Corona yang muncul di Wuhan, China terus mengalami mutasi. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memperingatkan untuk waspada dengan mutasi B117 dan N439K.

PB IDI pernah mengingatkan varian N439K adalah mutasi Corona yang lebih pintar dari virus asli Covid-19.

Ketua Satgas Covid-19 dari IDI Zubairi Djoerban menjelaskan, varian N439K nampaknya muncul di dua tempat. Peneliti sempat menduga mutasi Corona ini menghilang setelah muncul di Skotlandia pada masa awal pandemi Covid-19.

Baca Juga: Setelah Varian Baru Virus Corona B-117 Kini Muncul N439K, di Indonesia Ada 48 Kasus

"N439K ini awalnya dianggap menghilang saat lockdown diberlakukan di Skotlandia. Tapi justru muncul di Rumania, Swiss, Irlandia, Jerman dan Inggris. Terus, mulai November tahun lalu, varian ini dilaporkan menyebar secara luas," kata Zubair, dikutip dari akun twitternya, Sabtu (13/3/2021).

Guru Besar UI ini menyebut, N439K memiliki sifat yang jadi sorotan peneliti dan dokter, yaitu resistans atau tak mempan dilawan dengan antibodi.

"Baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi, maupun antibodi yang telah disuntikkan ke tubuh kita," kata Zubairi.

Mengutip BBC, hal ini membuat N439K kemungkinan bisa kembali menjangkiti pasien Covid-19 yang sudah sembuh.

Baca Juga: Begini Cara Mencegah Tertular Virus Corona dari Makanan

Zubairi mengungkapkan, Amerika Serikat mencoba mengantisipasi N439K ini. Mereka menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk dua jenis obat antibodi monoklonal sebagai pengobatan melawan Covid-19.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU