> >

Kemenkes Pastikan Tidak Ada Kasus Covid-19 dari Mutasi B117 di DKI Jakarta

Update corona | 12 Maret 2021, 18:03 WIB
Siti Nadia Tarmizi adalah juru bicara vaksinasi nasional Covid-19, yang juga merupakan Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes. Siti Nadia Tarmizi bertugas memberikan informasi mengenai kebijakan program vaksinasi dan perizinan vaksin Covid-19. Pemerintah menyatakan penderita Covid-19 tanpa gejala, atau OTG, tetap akan mendapatkan vaksinasi, demikian dinyatakan Siti Nadia Tarmizi kepada Kompas.com 17 Januari 2021 (Sumber: Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan)


JAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Kesehatan mengatakan berdasarkan pelacakan ada 6 kasus Covid-19 dari mutasi B117 di Indonesia. Dari 6 kasus Covid-19 dari mutasi B117 yang ditemukan, Kemenkes memastikan tidak ada di DKI Jakarta.

Hal tersebut ditegaskan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Jumat (12/3/2021).

“Enam kasus yang sudah dilaporkan, 2 kasus di Karawang, 1 kasus di Sumut, 1 kasus di Sumsel, 1 kasus Kaltim, dan yang terakhir 1 kasus Kalsel,” kata Nadia.

Baca Juga: Penelitian Covid-19 di Inggris: Virus Corona Varian Inggris B.1.1.7 Lebih Mematikan 30%-100%

“Kasus yang di Jakarta belum menemukan variasi mutasi. Adalah laboratorium yang melakukan pemeriksaan dan asal sampel. Enam kasus (Covid-19 dari mutasi B117  -red) tidak ada dari DKI,” tambahnya.

Nadia memastikan hingga kini pihaknya terus mengoptimalisasi monitoring virus Covid-19.

“Kita melakukan surveillance monitor mutasi, ada 3 mutasi yang direkomendasikan WHO untuk jadi perhatian utama, B117 (Inggris). Lalu ada dua lainnya yang juga kita lakukan monitoringnya dari Afrika dan Brazil. Ketiga ini yang merupakan sering dilakukan pengamatan,” ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Pengembangan dan Pembuatan Vaksin Harus Ikuti Prosedur dan Kaidah Ilmiah

Nadia menambahkan dalam perkembangannya Covid-19 dari mutasi B117 dilaporan terjadi di 70 negara. Kemudian B1351 varian dari Afrika dilaporkan terjadi di lebih dari 20 negara. Sementara varian P1 dari Brazil, sudah terdeteksi lebih dari di 30 negara.

“Tentu cara-cara yang harus kita lakukan adalah memperkuat surveillance, pertama surveillance di pintu-pintu masuk, baik udara dan laut. Kita tahu juga banyak kapal-kapal dari luar negeri yang masuk dan dilakukan monitoring,” tegasnya.

 

Penulis : Ninuk-Cucu-Suwanti

Sumber : Kompas TV


TERBARU