> >

Mengenang Benyamin Sueb, Seniman Betawi Kelahiran 5 Maret 1939

Sosok | 5 Maret 2021, 06:00 WIB
Seniman Betawi Benyamin Sueb (5 Maret 1939-5 September 1995) (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Nama Benyamin Sueb identik dengan Betawi. Ya, Benyamin adalah seniman serba bisa yang dilahirkan di Jakarta pada 5 Maret 1939. Bang Ben, begitu biasa disapa, terkenal dengan perannya di berbagai film layar lebar sebagai lelaki kampungan namun baik hati. Karena baik hatinya, dalam film dia selalu disenangi perempuan-perempuan cantik.

Ben bukan hanya piawai berakting tapi juga bernyanyi dengan suaranya yang khas. Film layar lebar yang dia bintangi terbilang laris, misalnya,  Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Si Doel Anak Betawi serta Intan Berduri (1972) yang disutradari Sjumanjaya. Dalam film Intan Berduri,  Ben bahkan  mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.

Benyamin pun dikenal dengan lagu-lagu gambang keromongnya berduet dengan Ida Royani. Namun bukan hanya gambang keromong, Benyamin juga bisa menyanyikan jazz, rock sampai seriosa. Salah satu yang sering dinyanyikan sampai sekarang adalah Kompor Mleduk.

Baca Juga: Google Doodle Hari Ini Tampilkan Seniman Betawi Benyamin Sueb

 

Dan ketika sinetron sedang naik daun, nama Benyamin pun ikut melambung ketika dia bermain dalam Si Doel Anak Sekolahan bersama Rano Karno. Begitu populernya sinetron ini, pada 1994 Harian  Kompas sampai membuat polling untuk menakar kesukaan warga Jakarta terhadap sinetron dengan petikan lagunya, "Anak betawi ketinggalan zaman...katanye.." itu. Hasilnya, 70 persen warga Jakarta  menonton sinetron ini.

Benyamin meninggal ketika pamornya sedang dipuncak. Dia meninggal dunia ketika sinetron "Si Doel Anak Sekolahan" merajai sinertron di tanah air. Benyamin yang telah empat belas kali menunaikan ibadah haji itu meninggal dunia 5 September 1995 setelah koma seusai main sepak bola.

Baca Juga: Truk Box Ekspedisi Terguling di Jalan Benyamin Sueb Akibat Menghindari Mobil

Benyamin dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Ini dilakukan sesuai wasiat yang dituliskannya, agar dia dimakamkan bersebelahan dengan makam Bing Slamet yang dia anggap sebagai guru, teman, dan sosok yang sangat memengaruhi hidupnya.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU