> >

Perjalanan Hidup Andika, Anak Jalanan yang Kini Sukses Jadi CEO

Sosial | 1 Maret 2021, 10:24 WIB
Transformasi Andika saat menjadi anak jalanan hingga kini menjadi CEO. (Sumber: Instagram/@andikaramadhanf)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Andika Ramadhan Febriasyah, anak jalanan yang menceritakan kisah hidupnya yang kini sukses menjadi seorang CEO sebuah perusahaan viral di media sosial.

Melalui akun Instagram dan TikToknya, ia menceritakan perjalanan hidupnya saat berada di bawah hingga sukses saat ini.

Perjalanan hidup Andika sendiri pernah diberitakan di Kompas.com pada Agustus 2012 silam. Andika digambarkan sebagai sosok anak jalanan yang memiliki semangat tinggi dalam menempuh pendidikan.

Saat itu, Andika sempat menjadi penjual peyek bayam dan menyelesaikan pendidikan di SMA Master atau Masjid Terminal, sekolah yang dikelola oleh Yayasan Bina Mandiri.

Andika mengatakan bahwa ia masuk ke sekolah tersebut karena dikeluarkan dari sekolah lamanya.

"Di tahun itu saya bukanlah anak yang berprestasi secara akademik. Saya masuk ke sekolah tersebut karena saya dikeluarkan dari sekolah sebelumnya karena saya bolos sekolah berbulan-bulan pada 2008," ujar Andika, dikutip dari Kompas.com, Senin (1/3/2021).

Baca Juga: Artidjo Alkostar Dimakamkan di Kompleks Pemakaman UII Yogyakarta, Keluarga: Pengayom dan Sabar

Saat Andika dikeluarkan dari sekolah, orang tuanya tak memiliki biaya untuk menyekolahkannya lagi. Ia pun sempat hidup di jalanan sebagai pengamen, pedagang, hingga pekerja kasar selama satu tahun.

Hingga pada tahun 2009, ia mengetahui Sekolah Master dan memutuskan untuk bersekolah di sana dengan gratis.

"Saya bisa sekolah di Master dengan gratis sehingga orangtua tidak perlu bingung memikirkan bayaran sekolah seperti di sekolah formal," ujar pria yang akrab disapa Dika ini.

Di Sekolah Master, Andika mengaku banyak berubah karakter dan pola pikirnya melihat dunia, terutama soal keikhlasan, perjuangan, dan kerja keras.

Baca Juga: Rumah Dan Pura Keluarga Ambruk Longsor, Kerugian Ratusan Juta

Meski sudah bisa mengenyam pendidikan, Andika tetap bekerja sebagai tukang plastik di Pasar Kemiri, Kota Depok di pagi hari dan berjualan roti di sekolah saat siang hari.

Ia juga tetap belajar dan berorganisasi dan didapuk sebagai Ketua OSIS pertama di Sekolah Master.

Andika juga berhasil lolos masuk ke kampus negeri yakni di Universitas Negeri Jakarta pada 2012.

Tak sampai situ, ia sempat gagal masuk ke universitasnya lantaran tak memiliki uang untuk membayar biaya masuk sebesar Rp 4 juta.

"Waktu itu saya benar-benar hidup di jalanan dan orangtua saya pun tidak memiliki kemampuan untuk membayarnya. Jadi uang Rp 4 juta itu jelas sangat besar sekali dan saya tidak tahu dari mana saya harus mendapatkannya," ujar Dika.

Saat kondisi semakin tidak memungkinkan, ia sempat diwawancarai oleh jurnalis Kompas.com, Indra Akuncoro.

Baca Juga: Ratusan Lagu K-pop Dihapus, Ini Penjelasan Spotify

Berkat peberitaan tersebut yang banyak menuai respons positif dari masyarakat, Andika mengaku mendapat banyak tawaran dari donatur untuk membantu biaya kuliahnya.

"Dan setelah berita saya sempat viral karena berita Kompas.com, banyak donatur yang akhirnya menawarkan untuk memberikan saya bantuan biaya sampai akhirnya saya bisa melakukan pendaftaran ulang di UNJ dan menjadi mahasiswa di kampus tersebut," kata Dika.
Meski berhasil masuk ke kampus negeri, Andika juga masih harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disela-sela tugas kuliah yang menumpuk.

Semasa menjadi mahasiswa, Andika sempat berjualan roti, risol, hingga menjadi guru les, hingga pada 2015 ia berhasi mendapat beasiswa Bidik Misi.

Baca Juga: Meteor Meledak di Langit Inggris, Timbulkan Bola Api dan Suara Ledakan yang Keras

Saat belum lulus kuliah, Andika mendaftar sebagai karyawan di bagian packing di perusahaan Clorismen yang didirikan pada 2016.

Andika juga membantu sebagai customer services untuk penjualan produk di perusahan rintisan tersebut.

Untuk diketahui, Clorismen merupakan brand asli Indonesia yang menawarkan produk perawatan pria yang dipasarkan melalui internet.

"Dan pada 2018, kami membuka peluang usaha di mana pihak luar bisa bermitra dengan Clorismen untuk menjadi distributor/reseller produk kami di berbagai daerah," ucap Dika.
Hingga pada 2018, ia didapuk sebagai Kepala Business Development di Clorismen dan berhasil meningkatkan penjualan.

Pada 2019, ia dipercaya untuk memegang kemudi secara penuh di Clorismen sebagai CEO hingga saat ini.

"Alhamdulillah sekarang Clorismen sudah memiliki 1000 lebih seller yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia," kata Dika.

Penulis : Fiqih-Rahmawati

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU