> >

Sinyal Pisah Anies-Gerindra

Aiman | 1 Februari 2021, 07:57 WIB
Aiman: Pilkada dan Sinyal Pisah Anies-Gerindra (Sumber: KOMPAS TV)

KOMPAS TV - Apa yang melatarbelakangi judul kali ini, mungkin bisa jadi spekulasi.

Tapi tanda-tandanya semakin jelas. Apalagi jika dikaitkan dengan proyeksi di depan. Bukan tak mungkin akan ada kutub baru yang akan terbentuk pada 2022 yang mencairkan suasana politik di Indonesia. Apa itu?

Program AIMAN yang sengaja mengangkat topik ini. Sebagai permulaan dari perubahan kutub jelang pemilihan yang terus bergerak. Dibumbui dengan kondisi saat ini, Pandemi yang semakin tinggi. Meski segala daya dan upaya tampaknya banyak sekali diluncurkan baik di Pusat maupun di ranah lokal.

Lalu tiba-tiba, tak pernah sebelumnya, 4 tahun bersama, kader pimpinan di daerah Partai Gerindra bersuara sumbang terhadap Gubernur yang mereka usung di Jakarta dan menang, Anies Baswedan.

Dua Sinyal Pisah Anies-Gerindra

Sinyal pertama adalah pernyataan Ali Lubis, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra, Jakarta Timur. Sayang, ia tak bersedia di wawancara AIMAN. Apa yang disampaikannya, merupakan serangan ke sang Gubernur sokongannya. Isunya, terkait Penanganan Pandemi di Ibu Kota.

Meski faktanya, bukan satu daerah saja yang kewalahan menangani wabah yang semakin hari semakin tinggi angkanya, kalau menolak dikatakan tak terkendali. Beberapa Provinsi di Pulau Jawa, bergantian menempati angka tertinggi penularan.

Belakangan pernyataan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang meminta agar Pemerintah Pusat membantu penanganan di Fasilitas Kesehatan di daerah penyangga Ibu Kota, BODETABEK, berbuntut panjang.

Lewat tulisan dan video, Ali Lubis ungkapkan pendapatnya, yang dianggap Gubernur DKI Jakarta sudah menyerah tangani Covid.

"Ini menimbulkan pertanyaan besar apakah Anies menyerah lawan Covid-19? Jika seperti itu maka sebaiknya mundur saja dari jabatan gubernur," kata Ali Lubis dalam keterangan tertulisnya (25/1/2021).

Selain itu ia juga membuat video dengan isi serupa, yang meminta Gubernur Anies Baswedan mundur dari jabatan.

Sontak ini memunculkan tanya. Karena selama 4 tahun belakangan sejak berkampanye hingga mendudukkan serta mengawal Anies menjadi Gubernur, tak pernah ada suara sumbang sekalipun terhadap sang Gubernur. Alias menjadi pembela utama.

Sinyal kedua adalah, soal pembahasan Revisi Undang - Undang Pemilu. Dalam draf yang beredar, Pilkada 2022 dan Pilkada 2023, akan kembali dihidupkan.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU