> >

Alat Pendeteksi Covid-19 Terbaru, Biayanya Cuma 20 Ribu Akurasi Tes 90 Persen

Update corona | 23 Januari 2021, 19:27 WIB
GeNose siap diproduksi 3.000 unit di akhir Januari. (Sumber: Dok. Kemenristek)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Alat screening atau pendeteksi virus corona GeNose mulai diterapkan ke publik.

Alat buatan Universitas Gajah Mada (UGM) ini rencananya akan disebar ke sarana transportasi publik secara bertahap.

Cara kerja GeNose juga simpel, tidak memasukkan alat di kedua lubang hidung dan mulut. Cukup dengan mengembuskan napas.

Baca Juga: Luhut Jajal GeNose, Alat Screening Covid-19 dengan Hembusan Nafas

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah menjajal alat tersebut di Stasiun Pasar Senen.

Menurut Luhut tingkat keakuratan hasil tes Covid-19 dari GeNose mencapai 90 persen.

Bahkan kata, Luhut, dengan banyaknya orang menggunakan GeNose maka akurasi semakin baik. Tapi ini masih butuh pengembangan.

"Nanti akan dikembangkan lagi jadi punya big data sendiri dan tingkat akurasinya akan lebih tajam dan cost-nya akan lebih turun dan ini buatan Indonesia,” ujar Luhut saat uji coba GeNose di Stasiun Senen, Sabtu (23/1/2021).

Baca Juga: Siap Dipasarkan, GeNose Akan Diproduksi 3.000 Unit di Akhir Januari Ini

Lantas berapa biaya untuk sekali uji menggunakan GeNose. Tidak sampai ratusan ribu. Hanya Rp20 ribu. Itu pun, kata Luhut, harganya mau diturunkan lagi.

Nantinya GeNose ini akan disebar ke seluruh area publik. Di Bandara, stasiun, terminal, pelabuhan. Kemudian di pasar swalayan, hotel-hotel hingga ke lingkungan tempat tinggal RT/RW.

Luhut juga meminta dalam pengembangan GeNose, plastik untuk menahan hembusan napas dapat menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Semisal yang bahannya dari serat singkong agar mudah terurai.  

“Jadi kita berharap tarif ini bisa di bawah Rp20.000. Karena makin banyak digunakan. Pesawat terbang juga akan kita segera lakukan,” ujar Luhut.

Baca Juga: GeNose Bisa Pangkas Ketergantungan PCR Covid-19 Impor, Ini Alasannya

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU