> >

Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Kelompok JI, Salah Satunya Disebut Penerus Dr. Azahari

Peristiwa | 2 Desember 2020, 17:43 WIB
Ilustrasi Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror saat penangkapan dan pengamanan terduga pelaku terorisme (Sumber: tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jejaring terduga teroris dari kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di Palembang dan Riau ditangkap polisi.

Adalah Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri yang meringkus mereka.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono mengatakan, mereka diduga menyembunyikan terduga teroris TB alias UL. 

UL disebut-sebut sebagai aset bagi kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI). 

UL bahkan dipanggil dengan sebutan "profesor" karena dianggap memiliki kemampuan membuat bom berdaya ledak tinggi. 

"Selama ini yang bersangkutan (UL) berpindah-pindah dan ada pihak-pihak dari kelompok JI yang menyembunyikan. Makanya ditangkap di Palembang satu (orang), kemudian ada beberapa di Riau," ujar Awi di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Rabu (2/12/2020). 

Namun, Awi belum membeberkan secara rinci terkait identitas terduga teroris yang ditangkap di Palembang dan Riau. 

Ia mengaku belum mendapat informasi dari Densus 88. Tim Densus, kata Awi, juga masih bekerja di lapangan. 

"Data lengkapnya kami belum diberikan oleh Densus. Kalau sudah dapat akan kami sampaikan, karena mereka masih berproses pengejaran, tentunya kalau kita buka pastinya memengaruhi," ungkap Awi. 

Terduga teroris UL ditangkap di Lampung pada 23 November 2020. 

UL merupakan penerus teroris Dr Azahari, yang tewas dalam penyergapan di Batu, Malang, Jawa Timur pada 2005. 

“UL ini merupakan aset yang sangat berharga dari Jamaah Islamiyah karena memang UL ini merupakan penerus dr Azahari,” ujar Awi, di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (30/11/2020). 

UL yang menjadi buron sejak tahun 2006 sengaja disembunyikan karena merupakan aset bagi kelompok teroris JI. 

Selama pelarian, UL pun berpindah-pindah. UL melarikan diri dari Poso pada 2007, melalui Makassar, Surabaya, dan Solo hingga akhirnya menetap di Lampung. 

Menurut catatan kepolisian, UL telah terlibat dalam berbagai aksi teror di Poso, Sulteng, dalam periode 2004-2006. 

Akibat aksinya di Poso, sebanyak 27 orang meninggal dunia dan 92 korban luka-luka. 

Kemudian, pada tahun 2020, Awi menuturkan bahwa UL membuat senjata api rakitan dan bunker untuk digunakan kelompok JI.

Penulis : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU