> >

Gatot Nurmantyo: TNI Tidak Mungkin Bermusuhan dengan FPI, kecuali FPI Ekstrem Kiri

Politik | 27 November 2020, 00:29 WIB
Gatot Nurmantyo saat menjadi deklarator di acara Deklarasi KAMI Selasa, (18/8/2020). (Sumber: KOMPAS.TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa TNI tidak mungkin bermusuhan dengan Front Pembela Islam (FPI).

"Apapun alasannya TNI tidak mungkin bermusuhan dengan FPI. Karena mereka warga negara dan tidak cacat hukum, kecuali FPI dinobatkan ekstrem kiri," kata Gatot dalam pernyataan visualnya kepada Jurnalis Kompas TV Audrey Chandra, Kamis (26/11/2020).

Karena kata Gatot, FPI adalah warga negara yang merupakan bagian dari rakyat. Sementara rakyat merupakan ibu bagi TNI.

Oleh karena itu, menurut Gatot, apa yang dilakukan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman tidak mencerminkan seluruh sikap TNI.

Baca Juga: Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman Sudah Bertemu Pimpinan FPI Jakarta di Markasnya

Dalam kesempatan ini, Gatot Nurmantyo juga mempertanyakan sikap Pangdam Jaya yang ikut turun tangan dengan mengarahkan personelnya mencopoti baliho FPI di sejumlah tempat di DKI Jakarta.

Menurutnya, TNI memang diperkenankan untuk dilibatkan, namun ada aturannya. Yakni terdapat perintah. Lagipula masih ada polisi yang seharusnya terlebih dahulu membantu.

"(Kalau) ada perintah dari atasan Panglima TNI (atau) presiden, (Pangdam Jaya) tidak salah."

"Saya enggak bisa judge pangdam salah. Kalau (memang) enggak ada perintah, kita lihat ada teguran apa enggak," ujar Gatot.

Selain itu, jika memang benar TNI dilibatkan, maka seharusnya tidak boleh menggunakan alut sista tempur. Karena pelibatannya dalam tertib sipil, bukan dalam pertahanan negara.

"Tidak boleh gunakan kendaraan taktis seperti di Petamburan," imbuh Gatot Nurmantyo.

Baca Juga: Pria Ini Tantang TNI: Copot Semua Baliho Habib Rizieq, Kerahin Berapa Kompi, Besok 'Gua' Pasang Lagi

Sebelumnya, Pangdam Jaya mengakui memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho bergambar Rizieq Shihab yang tersebar di wilayah Ibu Kota.

Atas perintah tersebut, sejumlah pasukan TNI berpatroli dari kawasan Monas hingga Slipi untuk mencopoti spanduk dan baliho Rizieq Shihab.

Informasi terakhir yang disampaikan Dudung, setidaknya sudah 900 spanduk yang menampilkan gambar Rizieq Shihab telah ditertibkan oleh aparat gabungan sejak akhir September 2020.

Dudung juga mengingatkan Rizieq dan FPI agar tidak mengganggu persatuan di wilayah Jakarta. Sebab, akan ada konsekuensi jika mencoba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.

"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba akan saya hajar nanti," kata Dudung.

Baca Juga: Penertiban Baliho Oleh Pangdam Jaya, Pengamat: TNI Ingin Memberikan Efek Jera

Bahkan, Dudung menyebut lebih baik FPI dibubarkan. "Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Ingat, saya katakan itu (penurunan baliho Rizieq) perintah saya," katanya.

Pangdam meminta FPI memahami aturan yang berlaku. Dudung menegaskan, aparat akan lebih tegas menindak FPI jika ormas tersebut kembali melanggar aturan.

Dudung menyebutkan, FPI tidak bisa seenaknya sendiri. "Ke depan untuk imbauan kepada mereka, kami sampaikan biar mereka (FPI) paham tentang hukum yang berlaku," kata Dudung di Markas Komando Daerah Militer (Kodam) Jayakarta, di Cililitan, Jakarta Timur, Senin (23/11/2020).

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU