> >

Jenazah WNI yang Tewas Saat Disandera Kelompok Abu Sayyaf, Tiba di Kampung Halaman

Peristiwa | 12 Oktober 2020, 00:57 WIB
Jenazah WNI yang tewas saat disandera kelompok Abu Sayyaf, tiba di kampung halamannya di Buton, Sulawesi Tenggara, Minggu (11/10/2020). Jenazah disambut isak tangis keluarga. (Sumber: Kompas.com/Defriatno Neke)

BUTON, KOMPAS.TV – Jenazah WNI korban penyanderaan yang dilakukan kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina, tiba di kampung halamannya di Desa Kamelanta, Kabupaten Kapuntori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Minggu (11/10/2020) sore.

Jenazah La Ba’a (32) diterbangkan dari Jakarta menuju ke Kendari dan selanjutnya langsung dibawa ke Kabupaten Buton melalui perjalanan darat.

Kedatangan jenazahnya disambut oleh isak tangis keluarga.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementrian Luar Negeri Judha Nugraha menyatakan, pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membebaskan warga yang disandera kelompok Abu Sayyaf, namun kenyataan berkata lain.

Sementara kepulangan jenazah La Ba’a pun merupakan upaya yang terlaksana karena Kerjasama banyak pihak.

Baca Juga: Nelayan WNI Tewas Dibunuh Kelompok Abu Sayyaf di Filipina

“Ini merupakan kerja sama semua pihak, pemerintah pusat maupun KBRI kita yang ada di Manila, dan berkat dukungan Bapak Bupati (Buton), Alhamdulillah kita bisa pulangkan jenazah almarhum di kampung halamannya,” kata Judha Nugraha di Pemakaman Umum Desa Kamelanta, Minggu, seperti dilansir dari Kompas.com.


Ia melanjutkan, pemerintah masih akan terus mengupayakan pembebasana empat WNI lainnya yang masih belum dibebaskan hingga kini. Pemerintah RI akan bekerja sama dengan otoritas Filipina. Hingga kini, pihak Kementerian Luar Negeri masih menunggu informasi dari Filipina tentang keberadaan keempat WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf.

Judha mengimbau bagi WNI yang ingin bekerja di luar negeri, agar dapat melakukan koordinasi dengan cara yang aman, sehingga perlindungan dapat diberikan secara maksimal oleh negara.

Sementara itu, Bupati Buton La Bakry menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat yang telah berupaya untuk menyelamatkan lima WNI, termasuk La Ba’a yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Baca Juga: Seorang WNI Sandera Abu Sayyaf Tewas Baku Tembak, Nasib 4 Lainnya Belum Diketahui

“Akan tetapi takdir berkata lain, kita semua menyerahkan ini kepada Allah. Mungkin bagi almarhum (La Ba’a), inilah yang terbaik,” ucap La Bakry.

Senada dengan Judha, dia menyarankan agar seluruh WNI yang ingin bekerja di luar negeri, sebaiknya menggunakan jalur yang resmi.

Dengan demikian, WNI bisa terpantau oleh pengarah tenaga kerja Indonesia.

Sebelumnya, La Ba'a adalah salah satu dari lima WNI yang diculik saat sedang menangkap ikan menggunakan kapal kayu di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada Januari 2020 lalu.

Warga asal Buton itu disandera bersama empat rekannya, yaitu Arsyad bin Dahlan (42), Arizal Kastamiran (29), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).

Saat dilakukan upaya pembebasan oleh aparat keamanan Filipina, La Ba’a ditemukan tewas. Saat itu terjadi kontak senjata antara aparat dengan kelompok Abu Sayyaf di Kota Patikul, Provinisi Sulu, Filipina.

Baca Juga: Menlu: Saya Menyampaikan Dukacita Mendalam atas Meninggalnya WNI Sandera Abu Sayyaf


 

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU