> >

Anies: Jakarta Mengkhawatirkan karena Penularan Covid-19 Naik Terus

Update corona | 4 September 2020, 14:24 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan rencana pembukaan kembali bioskop di Jakarta setelah melakukan konsultasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (26/8/2020) pagi. (Sumber: tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS TV - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan kondisi Ibu Kota sekarang ini tengah mengkhawatirkan. Pasalnya, kasus penularan virus corona atau Covid-19 terus mengalami kenaikan. 

Demikian diungkapkan Anies Baswedan dalam sebuah wawancara dengan Kompas TV pada Kamis (3/9/2020).

Anies menuturkan, peningkatan angka penularan Covid-19 terjadi tiap harinya karena Pemprov DKI Jakarta terus melakukan testing.

Baca Juga: Anies Baswedan: Bioskop di Jakarta akan Kembali Dibuka Dalam Waktu Dekat

Bahkan, kata dia, testing yang dilakukan tersebut jumlahnya lima kali lebih tinggi dari batas ideal yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Saat ini, Anies mengatakan, DKI Jakarta dan Sumatera Barat menjadi provinsi yang paling banyak melakukan testing melampaui angka WHO.  

"Jakarta sekarang mengkhawatirkan, kenapa? Dalam tiga minggu terakhir, angka (penambahan kasus positif harian) naik terus, artinya apa? Kita mendeteksi banyak, penularan juga terjadi angkanya banyak," kata Anies pada Kamis (3/9/2020).

Anies mengimbau kepada warga DKI Jakarta untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga: DKI Jakarta Catat Rekor Tertinggi Penambahan Positif Corona, Ini Kata Anies

Caranya, konsisten melakukan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara rutin.

Sedangkan Pemprov DKI Jakarta, kata Anies, akan melakukan 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan  treatment (perawatan).

"PR kita menggalakkan 3M, karena yang 3T sudah dikerjakan. Jakarta sudah mengerjakan 3T, sekarang mari kita pastikan masyarakat mengerjakan 3M," ucap Anies.

Dilansir dari Kompas.com, penambahan jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta kembali mencatat angka tertinggi. Hingga Kamis (4/9/2020) penambahan pasien positif Covid-19 mencapai 1.406 orang.

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan: Tidak Ada Lagi Isolasi Mandiri di Rumah

Dengan demikian, jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta berjumlah 43.709 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 32.424 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,2 persen.

Lalu, 1.253 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,9 persen. Adapun kasus aktif Covid-19 di Ibu Kota adalah 10.032 orang, artinya mereka masih menjalani perawatan atau isolasi.

Setelah kasus Covid-19 melonjak, Pemprov DKI berencana menambah 11 rumah askit rujukan. Sebanyak 11 rumah sakit yang akan menjadi rujukan penanganan corona ini terdiri atas pihak swasta, militer, dan BUMN.

Dengan tambahan 11 RS tersebut, maka akan ada tambahan 85 kamar ICU dan 286 ruang isolasi.

Baca Juga: Anies Sebut Tes Corona Jakarta Melebihi Syarat WHO

Berdasarkan data yang diterima dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, saat ini Pemprov DKI memiliki 513 tempat tidur di Intensive Care Unit (ICU) dan 4.054 tempat tidur ruang isolasi.

Namun, ditargetkan akan ditambah sehingga menjadi 4.800 tempat di ruang isolasi dan 650 tempat di ruang ICU.

Dengan demikian, saat ini DKI kurang 137 kamar ICU dan 746 ruang isolasi. Dari RSUD di seluruh Jakarta, diperkirakan ada penambahan 357 kasur ICU dan isolasi.

Selain itu, RS Pertamina dan RS Siloam Mampang akan menambah 115 tempat tidur.

Terkait pemetaan wilayah Covid-19, berdasarkan data Pemprov DKI, seluruh kota di DKI Jakarta, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur, masuk kategori zona merah.

Baca Juga: Anies Baswedan Sidak Malam-malam, Kafe Ditutup dan Pemiliknya Dimarahi: Tahu Tidak Aturannya?

Adapun jumlah rukun warga (RW) yang berstatus zona merah penularan Covid-19 hingga Kamis kemarin adalah 24 RW.

RW zona merah kemudian dimasukkan kategori wilayah pengendalian ketat (WPK) sehingga sejumlah pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak diberlakukan.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU