> >

NTT Bangga Jokowi Pakai Busana Adat Sabu Raijua

Sosial | 16 Agustus 2020, 09:05 WIB
Presiden Jokowi berpakaian adat Sabu Raijua dari NTT. (Sumber: Dok Setpres)

"Bunga Ros melambangkan kesucian hati," kata Bupati Rihi Heke.

Menurut Rihi, pakaian yang dikenakan Presiden Jokowi dipakai semua kalangan mulai dari rakyat kecil sampai bangsawan yang ada di Sabu Raijua. 

"Motif seperti ini dikenakan semua kalangan tanpa membedakan strata sosial di tengah kehidupan bermasyarakat," 

Sementara menurut tokoh masyarakat Sabu, Simon Riwu Kaho, pakaian adat Sabu berwarna keemasan melambangkan sosok raja. Orang Sabut sebut 'Deo Rai'. 

"Tidak sembarang dipakai, kecuali keturunan raja dan pemimpin daerah di saat acara-acara penting," ujarnya.

Menurut Simon, pakaian adat yang digunakan oleh tokoh-tokoh adat di Sabu, biasanya benang dipintal dan ditenun.

Pemilik Sanggar Wuri Wini Hawu Hendrik Bunga mengatakan, pakaian adat Sabu yang dikenakan Presiden Jokowi adalah pakaian Raja Mone Ama dengan motif mawar peloro.

"Motif mawar artinya bunga yang cantik dan berkembang serta harum. Motif di selendang, penataan motif bunga dengan tangkai yang tersambung-sambung melambangkan pemimpin yang harus bekerja terus dan tidak pernah putus-putus," jelas Hendrik.

Motif mawar berarti jujur dan adil. Sedangkan peloro berarti lurus terus berjalan. "Pemimpin bangsa harus bertanggung jawab kepada negara, jangan ada pemimpin yang buat menyimpang. Peloro artinya lurus terus berjalan," ujarnya.

"Pemimpin harus bekerja terus tidak ada siang dan malam. Dasarnya kesejahteraan rakyat untuk mewangikan Indonesia," tambah Hendrik.

Baca Juga: Jokowi: Jangan Merasa Paling Agamis dan Pancasilais

Sarung, selendang, topi hingga aksesoris ikat kepala, ikat pinggang dan kalung yang semuanya didominasi warna dasar hitam dan emas, memiliki makna masing-masing.

Sarung yang dipakai Jokowi disebut dengan Hi'gi Worapi yang biasanya terdiri dari tiga warna, yaitu hitam, putih atau kuning dan merah. Sementara itu baju berwarna emas bermotif bunga yang dipakai Jokowi biasa digunakan untuk penyambutan para kepala adat atau tokoh besar.

Aksesoris kalung, dalam bahasa Sabut disebut Wonahi'da dan atau Rate Mela. Ini memiliki arti, setiap insan memiliki harga diri dan patut dihargai dan dihormati.

Kemudian, ikat pinggang emas memiliki arti setiap insan harus memiliki hati yang bersih. Motif bunga yang saling bertautan bermakna saling bantu membantu.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU