> >

Presiden Jokowi: Reformasi Fundamental di Sektor Kesehatan Harus Kita Percepat

Peristiwa | 14 Agustus 2020, 11:10 WIB
Presiden Jokowi kenakan pakaian adat Sabu dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam sidang tahunan MPR RI. (Sumber: Youtube TV Parlemen)

 

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Jokowi menginginkan momentum krisis akibat pandemi Covid-19 disikapi dengan melakukan lompatan kemajuan. Apalagi, krisis kesehatan ini berdampak pada perekonomian nasional.

“Dengan peristiwa pandemi ini, maka reformasi fundamental di sektor kesehatan harus kita percepat. Orientasi pada pencegahan penyakit dan pola hidup sehat harus diutamakan. Penguatan kapasitas SDM, pengembangan rumah sakit dan balai kesehatan, serta industri obat dan alat kesehatan harus diprioritaskan. Ketahanan dan kapasitas pelayanan kesehatan harus kita tingkatkan secara besar-besaran,” tegas Presiden Jokowi pada Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD dalam rangka HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Jumat (14/8/2020).

Baca Juga: Presiden Jokowi: Jangan Ada yang Paling Merasa Agamis dan Pancasilais Sendiri

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga menuturkan dalam menghadapi situasi akibat pandemi Covid-19, pola pikir dan etos kerja harus berubah. Karena, sambung Presiden Jokowi, Fleksibilitas, kecepatan, dan ketepatan sangat dibutuhkan.

“Efisiensi, kolaborasi, dan penggunaan teknologi harus diprioritaskan. Kedisiplinan nasional dan produktivitas nasional harus ditingkatkan. Jangan sia-siakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran,” ujar Presiden.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Inilah Saatnya Kita Membenahi Diri Secara Fundamental

Presiden lebih lanjut mengatakan saat ini pemerintah telah melakukan perubahan rumusan program kerja menyesuaikan situasi pandemi Covid-19. Salah satunya adalah dengan menerbitkan Perppu No.1 Tahun 2020 yang kemudian disetujui oleh DPR menjadi UU No.2 Tahun 2020 untuk memulihkan ekonomi.

“Krisis ini telah memaksa kita untuk menggeser channel cara kerja. Dari cara-cara normal menjadi cara-cara ekstra-normal. Dari cara-cara biasa menjadi cara-cara luar biasa. Dari prosedur panjang dan berbelit menjadi smart short cut. Dari orientasi prosedur menjadi orientasi hasil,” kata Presiden

Penulis : Ninuk-Bunski

Sumber : Kompas TV


TERBARU