> >

Mengupas Tuntas Gejala, Penyebab, hingga Penanganan Gangguan Mental ADHD yang Diidap Fuji

Kesehatan | 4 Januari 2024, 03:05 WIB
Potret Fuji, selebgram Indonesia yang mengidap gangguan mental ADHD. (Sumber: Instagram/@fuji_an)

ADHD memengaruhi sekitar 8,4% anak-anak dan 2,5% orang dewasa, menurut American Psychiatric Association.

Berikut adalah ciri-ciri ADHD pada orang dewasa:

  1. Tidak terorganisir.
  2. Mengalami masalah dalam hubungan interpersonal.
  3. Sulit untuk mempertahankan fokus.
  4. Merasa gelisah dan cemas.
  5. Hiperfokus pada suatu hal tertentu.
  6. Kesulitan dalam manajemen waktu.
  7. Rentan untuk melupakan hal-hal penting.
  8. Bersikap impulsif.
  9. Kurang termotivasi.
  10. Memandang diri sendiri dengan pandangan negatif.

Baca Juga: Marshanda Akui Pernah Dirukiah Gara-Gara Suka Ngamuk karena Penyakit Mental

Penyebab ADHD 

Penyebab dan faktor risiko ADHD masih belum sepenuhnya diketahui, tetapi penelitian terkini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting. Beberapa studi terbaru telah menghubungkan faktor genetik dengan ADHD.

Selain genetika, para ilmuwan tengah meneliti kemungkinan penyebab dan faktor risiko lainnya, termasuk:

  1. Kerusakan otak.
  2. Paparan risiko lingkungan selama kehamilan atau pada usia muda.
  3. Konsumsi alkohol dan merokok selama kehamilan.
  4. Kelahiran prematur.
  5. Berat lahir rendah.

Walaupun demikian, anggapan bahwa ADHD disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan, terlalu banyak menonton televisi, pola asuh, atau faktor sosial dan lingkungan seperti kemiskinan atau disfungsi keluarga belum sepenuhnya terbukti.

Baca Juga: Kenali Eating Disorder, Salah Satu Penyakit Mental: Bukan untuk Disepelekan

Cara Penanganan Pengidap ADHD

Hingga saat ini, ADHD masih dianggap sebagai gangguan mental yang belum dapat disembuhkan sepenuhnya. Meskipun demikian, terdapat beberapa pendekatan penanganan yang dapat membantu pengidap ADHD dalam menyesuaikan diri dengan rutinitas sehari-hari.

Berikut adalah beberapa langkah penanganan untuk individu dengan ADHD:

  1. Penggunaan obat penenang yang diresepkan oleh dokter: Tujuannya adalah membantu mengurangi perilaku hiperaktif dan impulsif yang mungkin dialami oleh pengidap ADHD.
  2. Terapi Kognitif Perilaku (CBT): Terapi ini merupakan psikoterapi yang bertujuan membantu pengidap ADHD dalam mengubah perilaku dan pola pikirnya menjadi lebih positif ketika menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Penerapan metode pengasuhan yang tepat, terutama untuk anak-anak pengidap ADHD: Contohnya, orang tua dapat membuat jadwal rutinitas yang terstruktur dan memberikan petunjuk yang jelas kepada anak. Selain itu, memberikan contoh perilaku tenang juga dapat menjadi hal yang penting dalam pendekatan ini.

 

 

Penulis : Almarani Anantar Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV, Kompas.com, Kidshealth.org, Siloam


TERBARU