> >

Negara Ini Masih di Tahun 2016 saat Mayoritas Negara Lain Menuju 2024, Ini Penjelasannya

Tren | 29 Desember 2023, 03:05 WIB
Ilustrasi kembang api saat Tahun Baru. (Sumber: TravelScape on Freepik)

JAKARTA, KOMPAS TV - Saat ini, sejumlah besar negara di seluruh dunia bersiap memasuki tahun 2024 menurut kalender Gregorian atau Masehi.

Meskipun kebanyakan negara menggunakan kalender ini, terdapat beberapa negara yang mengadopsi penanggalan alternatif.

Salah satunya adalah Ethiopia di benua Afrika. Di Ethiopia, mereka masih berada pada tahun 2016 menurut Kalender Ge'ez yang mereka gunakan. Lantas kenapa bisa begitu?

Mengutip dari Kompas.com, Ethiopia masih berada di tahun 2016, dan salah satu faktornya adalah karena kalender mereka terdapat 13 bulan dalam satu tahun, berbeda dengan kalender Gregorian yang umumnya hanya memiliki 12 bulan.

Baca Juga: Daftar Acara Malam Tahun Baru 2024 di Jakarta, Karnaval hingga Konser Musik

Selain jumlah bulan yang berbeda, Ethiopia juga menggunakan nama bulan yang berbeda, meskipun periode waktu bulanan mereka hampir serupa dengan kalender Gregorian.

Berikut ini adalah nama-nama bulan dan padanannya pada kalender Gregorian, seperti dilansir dari The Jerusalem Post.

  • Meskerem - September
  • Tikimt - Oktober
  • Hidar - November
  • Tahsas - Desember
  • Tir - Januari
  • Yakatit - Februari
  • Maggabit - Maret
  • Myazya - April
  • Genbot - Mei
  • Sene - Juni
  • Hamle - Juli
  • Nehasa - Agustus
  • Pagume - Terdiri dari hari-hari perantara

Baca Juga: 10 Jenis Menu Makanan yang Disukai Warga Indonesia saat Merayakan Tahun Baru

Dalam sistem kalender Ethiopia yang memiliki13 bulan, setiap bulan memiliki 30 hari, kecuali bulan terakhir yang dikenal sebagai Pagume, yang dapat memiliki lima atau enam hari.

Sistem penanggalan ini menampilkan perbedaan signifikan dengan kalender Gregorian yang umumnya memiliki 12 bulan dengan jumlah hari yang bervariasi antara 28 hingga 31.

Penulis : Almarani Anantar Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU