> >

3 Fakta soal Nyamuk dengan Bakteri Wolbachia, Benarkah Bisa Mencegah Penyebaran DBD?

Kesehatan | 21 November 2023, 07:00 WIB
Foto ilustrasi Nyamuk. Bakteri Wolbachia yang disuntikkan ke nyamuk Aedes aegypti bisa mengendalikan penyakit DBD. (Sumber: KOMPAS.COM)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Akhir-akhir ini masyarakat dibikin gaduh dengan hendak disebarkannya nyamuk dengan bakteri Wolbachia.

Kementerian Kesehatan (Kemnkes) dilaporkan akan menyebar nyamuk Wolbachia untuk menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia.

Wolbachia adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk, dan dapat melumpuhkan virus dengue.

Teknologi Wolbachia sendiri telah diteliti sejak 2011 di Yogyakarta oleh World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Nyamuk wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang telah diinfeksi dengan bakteri Wolbachia. 

Bakteri Wolbachia adalah bakteri alami yang ditemukan pada berbagai jenis serangga, termasuk nyamuk.

Lalu apa saja fakta-fakta tentang nyamuk ini? berikut ringkasannya:

1. Gigitan Nyamuk Wolbachia

Peneliti riset nyamuk ber-Wolbachia dari UGM Riris Andono Ahmad menyebut, gigitan dari nyamuk dengan bakteri Wolbachia atau pun tanpa bakteri sama saja.

Menurut Riris, walau efek gatal akibat gigitan nyamuk ber-Wolbachia masih sama dengan nyamuk Aedes aegypti pada umumnya, namun dia tak menularkan lagi virus dengue.

Baca Juga: Apakah Benar Nyamuk Wolbachia Efektif Turunkan Kasus DBD? Ini Kata Kemenkes!

"Tidak ada yang berubah dari nyamuknya. Nyamuknya tidak menjadi nyamuk bionik, nyamuk transgenik. Yang terjadi adalah semacam blocking mekanik sehingga memang pada akhirnya dampak dari gigitan nyamuk ya sama saja," jelas dia.

2. Bakteri yang dibawa nyamuk tidak bisa berpindah

Doni juga membantah bakteri dalam tubuh nyamuk bisa berpindah ke serangga lain, hewan atau manusia. 

Menurut dia, bakteri Wolbachia hanya bisa tinggal di dalam sel tubuh serangga sehingga begitu keluar dari sel tubuh serangga maka bakteri tersebut akan mati.

"Misalnya ludah, ludah bukan sel jadi dia (bakteri) tidak akan bisa ada di ludah nyamuk. Ada mungkin di sel kelenjar ludahnya tetapi bakteri tidak bisa keluar dari sel sehingga ketika nyamuk menggigit manusia dia tidak bisa ditularkan ke manusia atau tempat lain," jelas Doni dikutip dari Antara, Senin (20/11/2023).

3. Efektifkah nyamuk Wolbachia dalam mencegah DBD?

Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk Wolbachia dapat menurunkan kasus DBD secara signifikan. Penelitian di Yogyakarta menunjukkan bahwa kasus DBD di Yogyakarta dapat diturunkan sebesar 77 persen setelah nyamuk Wolbachia dilepaskan.

Penelitian lain di Australia menunjukkan bahwa nyamuk Wolbachia dapat menurunkan kasus DBD sebesar 80 persen. Pemerintah Indonesia telah melakukan implementasi nyamuk Wolbachia di beberapa kota, termasuk Yogyakarta, Semarang, dan Denpasar. 

Baca Juga: Berbahayakah Nyamuk Wolbachia jika Menggigit Manusia? Ini Kata Peneliti UGM

 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU