> >

Hari Ini, 18 Juni ada Hari Gastronomi Berkelanjutan Internasional, Apa Itu?

Cerita rasa | 18 Juni 2021, 06:00 WIB
Salah satu hidangan peserta yang dilombakan dalam kompetisi Ayo Makan di Hotel The Westin, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Program ini merupakan program kuliner tahunan yang sudah dilakukan sejak empat tahun terakhir yang menyatukan hotel, chef, dan tamu dalam pengalaman kuliner Indonesia yang otentik (Sumber: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Ia menerangkan gastronomi mencakup asal usul dan sejarah bahan pangan yang dikonsumsi dan penyediaan bahan pangan secara berkelanjutan. Cara menangani, mengolah hingga menjadi makanan yang dinikmati, kebiasaan makan, termasuk legenda soal kuliner juga termasuk dalam gastronomi.

Peran Pemerintah

Lantas, bagaimana peran pemerintah?

Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Uno mengatakan kontribusi kuliner Indonesia pada PDB saat ini hanya mencapai 14,99 persen.

Angka tersebut harus ditingkatkan setidaknya menjadi 30 persen, mengejar bidang fashion yang sudah mencapai angka 41,47 persen.

Salah satu caranya dengan menggunakan pola pemikiran gastronomi dan gastrodiplomasi untuk meningkatkan sumbangan PDB dari kuliner.

Ilustrasi sajian gastronomi molekuler. (Sumber: Dok. The Manual)

Pola pemikiran gastronomi dari Kemenparekraf dijelaskan ada tiga, seperti berikut:

1. Program hibah desain

Dalam hal ini, konten disebutkan Sandiaga sebagai king yang diikuti kemasan sebagai queen, serta ekosistem yang berperan menjadi kingdom.

Ketiga hal tersebut harus terkait dan melengkapi satu sama lain. Sandiaga menuturkan ingin bekerja sama dnegan Pusat Kajian Kuliner Gastronomi Indonesia (PKKGI) khususnya untuk membuat desain kemasan produk kuliner.

2. Inkubasi

Menurut Sandiaga, seorang pengusaha tidak mungkin sukses tanpa pelatihan, pendampingan dan pembiayaan. Maka berdasarkan pengalamannya, inkubasi dinilai perlu untuk menciptakan pengusaha yang maju.

Baca Juga: Soto Pandhalungan, Kreasi Kuliner Kombinasi dari Tiga Daerah

3. Aksilarasi (aksi selaras sinergi)  

Aksi ini dibutuhkan untuk membangun percepatan pertumbuhan ekonomi kreatif. Sandiaga menuturkan bahwa masyarakat Indonesia tidak boleh terlalu lambat dan harus berlari maraton guna mencapai wujud kuliner yang lebih baik.

Sementara pola pemikiran gastrodiplomasi disebutkan oleh Sandiaga, pernah dilakukan Presiden Joko Widodo khususnya sewaktu menjadi Wali Kota Solo.

Berdiplomasi dalam gastronomi ditujukkan dengan silaturahmi. Silaturahmi yang dimaksud adalah berbincang sambil menyediakan makanan.

“Saya mendorong agar kita semua berkolaborasi, agar kita tidak buat kebijakan yang tidak ngobrol sama institusi pendidikan dan pelaku serta para jurnalis," jelasnya. 

"Bagaimana kebijakan-kebijakan kita mewujudkan makanan Indonesia lebih dikenal tuan rumah di negeri sendiri, dicintai di luar negeri dan mendukung kedaulatan bangsa termasuk kedaulatan pangan,” tutup Sandiaga Uno saat menjadi narasumber dalam Webinar Gastronomi & Launching Pusat Kajian Kuliner dan Gastronomi Indonesia, Selasa (30/3/2021).

Penulis : Gading Persada Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU