> >

Pulih...

Opini | 22 Juni 2020, 19:00 WIB
(Sumber: Sendi Perwitasari)

Oleh: Sendi Perwitasari

Waktu terasa kian melambat

Dunia semakin terjerumus dalam kelam

Pandangan mulai menggelap

Burung - burung mulai hinggap

Berubah profesi menjadi pengamat

Lihat, mereka ketakutan bersembunyi dalam kotak, kicaunya

Yang lain menyahut, tapi yang itu masih berlagak seperti sang penguasa

Burung - burung itu tertawa

Aneh rasanya 

Mereka yang terbiasa terkurung dalam sangkar bisa terbang dengan bebas

Di sudut lain pada kisah yang sama

Syair teralun dengan indah di sepertiga malam

Berharap penguasa sesungguhnya datang

Lelah bergantung pada maya

Bagai benih yang berharap mendapat kehidupan

Memohon terbebas dari serangan hama

Hingga akhirnya tumbuh menjulang

Lalu apa?

Keperkasaanmu kelak sirna bila sendirian

Musuhmu tak kasat mata

Membuat para makhluk berakal

Menjadi paranormal dadakan

Mungkin yang diperlukan sebenarnya hanya rehat

Meredam ego yang semakin membara

Lalu mematri ribuan jemari dalam lingkaran yang sama

Memulai menghapus hitam

Hingga muncullah jingga

Karena sederas apapun hujan

Matahari tak akan pernah lelah memeluknya

Penulis : Desy-Hartini

Sumber : Kompas TV


TERBARU