> >

Menebak Isi Pertemuan Jokowi-Hendropriyono, Mungkinkah Terkait Posisi Panglima TNI?

Catatan jurnalis | 13 Mei 2021, 21:16 WIB
Presiden Jokowi menerima kunjungan Hendropriyono bersama istri. (Sumber: Instagram Diaz Hendropriyono)

Oleh: Martian Damanik, Executive Producer KompasTV

Di antara hiruk pikuk berita tentang larangan mudik, terselip sebuah pertemuan di Istana Negara, tanggal 7 Mei lalu. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) 2001-2004 AM Hendropriyono menemui Presiden Joko Widodo. Pertemuan itu bertepatan dengan ulang tahun ke-76 Hendropriyono yang datang bersama istri.


Adanya pertemuan itu baru diketahui publik, setelah putra Hendropriyono yang juga staf khusus presiden, Diaz, mengunggah foto di akun media sosial. Wartawan yang biasa meliput di lingkungan istana baru mengetahui adanya pertemuan setelah muncul di sejumlah media online dan media sosial. Belakangan diketahui, wartawan tidak diberitahu dan tidak masuk dalam agenda resmi Presiden, tetapi agenda internal.

Tentu saja tak ada keterangan yang diperoleh dari presiden maupun Hendropriyono. Sebab setelah pertemuan, ketiganya cuma berfoto. Unggahan Diaz Hendropriyono tidak mengungkap apa isi pertemuan.

“Opa Edo (sapaan Hendropriyono) dan Oma Taty pagi ini diterima oleh Presiden Joko Widodo. Selamat ulang tahun Opa Edo (7 Mei 2021),” tulis Diaz.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin pun tidak bisa menjelaskan isi pertemuan itu. Dia menyebut pertemuan Jokowi-Hendropriyono adalah membangun silaturahim intensif sesama kerabat dan handai taulan sebagai amalan terpenting 10 hari terakhir bulan Ramadan.

“Kita juga harus tetap berbaik sangka atas pertemuan Bapak dan Ibu Prof AM Hendropriyono bersama Bapak Presiden,” begitu kata Ngabalin.

Ini berbeda dengan pertemuan sebelum-sebelumnya, yang masuk agenda presiden dan diketahui wartawan. Misalnya pertemuan tanggal 28 Agustus 2019, Hendropriyono mengaku bertukar pikiran dengan Presiden Jokowi, salah satunya mengenai mobil nasional.

Karena tidak ada pernyataan resmi, publik pun hanya bisa menduga-duga saja apa isi pertemuan dan pembicaraan. Istilahnya kalau di panggung depan, seperti diungkap Ali Mochtar Ngabalin, pertemuan itu hanya silaturahmi. Tapi kalau di panggung belakang, tidak ada tahu.

Kalau dilihat dari keahlian Hendropriyono dalam bidang intelijen dan operasi militer, bisa saja Presiden Jokowi meminta masukan soal aksi kekerasan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua. Bisa pula, sebagai tokoh senior Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), tak tertutup kemungkinan Hendropriyono memberi saran tentang politik terkini. Menariknya, tiga hari setelah pertemuan, Diaz Hendropriyono justru mengumumkan pengunduran diri dari jabatan ketua umum PKPI.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU