> >

Jalan Politik Berliku Mantan KSAD: Pengalaman Tyasno Sudarto dan Gatot Nurmantyo

Opini | 5 Oktober 2020, 05:00 WIB
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bersama sejumlah veteran melakukan tabur bunga di Taman Makam Nasional Umum Kalibata, Rabu (30/9/2020) (Sumber: Warta Kota/Feryanto Hadi)

Mengapa Gatot tidak belajar dari  pengalaman Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto (Akmil 1970), yang di masa lalu juga acapkali melakukan manuver politik, namun tidak menghasilkan apa-apa, dan nama Tyasno hilang begitu saja. Pengalaman Tyasno sudah pantas disebut tragedi seorang jenderal, mengapa pula Gatot seolah mengikuti kesia-siaan yang dulu pernah ditempuh Tyasno.

Dalam soal agenda, Gatot tampak  lebih jelas ketimbang Tyasno. Terlihat Gatot ada angan-angan untuk maju sebagai capres pada 2024, sementara Tyasno dulu tidak jelas ingin menjadi apa, sungguh membingungkan. Sepertinya saat itu, Tyasno hanya sekadar mencari panggung, agar namanya tetap viral. Popularitas ini, yang kemudian tidak jelas proses lanjutannya, akan dikonversi untuk jabatan apa.

Jelas Gatot masih ada waktu. Sebaiknya lebih bersabar. Untuk Pilpres 2024, figur jenderal yang kemungkinan akan maju (lagi) adalah Prabowo. Segala kemungkinan masih terbuka, bila Prabowo merasa kurang bersemangat, bisa saja tongkat estafet diberikan pada Gatot, seperti yang hampir saja terjadi pada Pilpres 2019.

Masih ada secercah harapan bagi Gatot, utamanya bila dihubungkan dengan karakter masyarakat kita yang masih permisif pada figur militer. Latar belakang Gatot selaku mantan Panglima TNI dan KSAD, bisa diolah menjadi modal sosial yang signifikan. Tim sukses Gatot tentu sudah paham soal ini.

Penulis : Zaki-Amrullah

Sumber : Kompas TV


TERBARU