> >

Jokowi, Pandemi Covid-19, Oposisi, dan Ancaman Resesi

Catatan jurnalis | 4 September 2020, 10:54 WIB
Ilustrasi resesi ekonomi akibat pandemi virus corona. (Sumber: Shutterstock/Lightspring/Kompas.com)

Ancaman Resesi

Setelah pandemi dan oposisi, kini Jokowi dihadapkan pada jurang resesi. Virus Corona yang terus menggila membuat ekonomi banyak negara merana, termasuk Indonesia.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD mengisyaratkan Indonesia akan masuk jurang resesi.

Pernyataan Mahfud ini sebenarnya bukan ‘barang baru’. Karena sejumlah kalangan termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah memprediksi kondisi ini jauh jauh hari. Sri Mulyani menyebut, Indonesia berpotensi alami resesi ekonomi pada kuartal III 2020.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sulit pulih. Pasalnya, pandemi nyaris tak terkendali dan angka penularannya terus meningkat setiap hari. Sejumlah ekonom menyebut, ekonomi Indonesia mustahil bisa tumbuh, jika pandemi belum bisa dikendalikan dan ditangani dengan baik.

Sejumlah ekonom menyebut, kondisi ekonomi saat ini jauh lebih berat dari krisis tahun 1998. Pasalnya, krisis pada 1998 hanya berdampak pada sejumlah sektor. Sementara krisis ekonomi yang terjadi saat ini menghantam semua sektor. Bahkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang pada 1998 menjadi tulang punggung ekonomi, saat ini ikut rontok dihajar pandemi.

Baca Juga: KAMI, Kritik atau Manuver Politik

Resesi ekonomi ini diprediksi akan berdampak kemana-mana. Tak hanya ekonomi, tetapi juga bisa merembet ke konflik sosial hingga krisis politik. Hal ini bisa terjadi karena kehidupan masyarakat akan terganggu akibat kehilangan pendapatan dan pekerjaan. Tak hanya meningkatnya angka kriminalitas, kondisi ini bisa memicu konflik horizontal di masyarakat.

Resesi yang berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial ini juga berpotensi menimbulkan krisis politik, terutama terkait kepercayaan publik kepada pemerintah, khususnya Presiden Jokowi. Pemerintah akan menghadapi rakyat yang lapar dan marah karena kehidupannya susah.

Situasi ini rentan dipolitisasi oleh pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah dan memiliki ‘dendam politik’ terhadap Jokowi.

Dampak ekonomi yang buruk dapat menimbulkan kekacauan sosial akibat adanya kesenjangan sosial. Ketidaksiapan pemerintah menanganai pandemi dapat dijadikan alasan menciptakan krisis politik kepada pemerintahan yang sedang berjalan.

Baca Juga: Kritik untuk Jokowi, Pandemi Covid-19, dan Rontoknya Ekonomi

Jokowi harus melakukan sejumlah terobosan guna menyelesaikan berbagai persoalan. Langkah-langkah ‘nonkonvesional’ dan ‘out of the box’ bisa diambil jika arahan dan kebijakan yang ia telorkan tak kunjung diimplementasikan. Jokowi juga harus menetapkan prioritas dalam menangani berbagai persoalan ini.

Sebab jika tidak pandemi dan buruknya kondisi ekonomi bisa menjadi amunisi bagi oposisi. Kondisi ini juga berpotensi memicu krisis sosial dan politik. Dan jika itu terjadi, maka pandemi dan resesi akan semakin sulit ditangani.

Penulis : Desy-Hartini

Sumber : Kompas TV


TERBARU