> >

Tentang Resesi, Teknikal Resesi dan Tugas Pemerintah

Ekonomi | 7 Agustus 2020, 15:36 WIB
Ilustrasi resesi ekonomi akibat pandemi virus corona. (Sumber: Shutterstock/Lightspring/Kompas.com)

Untuk data PDB yang sudah dilakukan penyesuian musiman, maka pada umumnya, resesi teknis didefinisikan sebagai pertumbuhan kuartalan mengalami pertumbuhan yang negatif 2 kuartal berturut-turut.  Namun mengingat data PDB Indonesia masih mengandung faktor musiman seperti panen raya, Idul Fitri serta Natal & Tahun Baru.  Karena itu,   jika menggunakan resesi yang didefinisikan pertumbuhan kuartal yang negatif pada 2 kuartal berturut-turut, semestinya perekonomian Indonesia sudah mengalami resesi sejak kuartal IV tahun 2014. Oleh sebab itu, teknikal resesi pada kasus data Indonesia didefinisikan sebagai pertumbuhan tahunan yang mengalami pertumbuhan negatif pada 2 kuartal berturut-turut.

Berbeda dengan Eropa dan negara maju lainnya, perekonomian Indonesia pada 1Q20 masih dapat tumbuh positif, ditopang oleh tingkat konsumsi yang masih relatif tinggi, sehingga meskipun kontraksi pada 2Q20, namun, resesi teknikal masih dapat dihindari, setidaknya hingga 3Q20. Dengan cukup masifnya rencana stimulus, disertai dengan skema-skema pendanaan dari pemerintah, seharusnya stimulus tersebut dapat membantu pemulihan ekonomi di 3Q20. Namun, hingga saat ini, kasus Covid-19 belum menunjukan adanya penurunan dan penyerapan anggaran stimulus yang rendah, sehingga diperkirakan pemerintah perlu usaha ekstra keras untuk mencegah terjadinya resesi.

Pemerintah perlu memberikan restriksi keras pada daerah yang kasusnya masih tinggi dengan harapan pertumbuhan kasus baru melambat, dan pada gilirannya akan membuka jalan untuk membuka kembali perekonomian. Bersamaan dengan itu, pemerintah perlu mempercepat penyerapan terutama untuk bansos dan UMKM, sehingga masyarakat dapat kembali melakukan aktivitas ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi kuartal III diperkirakan masih terkontraksi meskipun dengan level kontraksi yang menurun yakni di kisaran -3% hingga -1% dari realisasi kinerja perekonomian kuartal II yang tercatat -5,32%. Yang artinya probabilitas, Indonesia mengalami teknikal resesi meningkat dengan eskpektasi pertumbuhan kuartal III yang juga negatif.

Namun demikian, risiko teknikal resesi tersebut dapat dimitigasi pemerintah dengan memprioritaskan penanganan Covid-19 dan dengan peningkatan disiplin protocol kesehatan baik bagi masyarakat dan perusahaan di tempat bekerjanya. Hal itu penting untuk dapat mengurangi potensi pengetatan PSBB seperti yang dilakukan pemerintah sejak April yang lalu.

Penanganan Covid-19 yang baik akan mempengaruhi perilaku konsumsi masyarakat sehingga confidence level konsumen juga meningkat. Di samping itu pula, penyerapan anggaran jaring pengaman sosial juga perlu dilanjutkan dan diperluas bagi masyarakat berpenghasilan menengah yang berpotensi sudah turun kelas masuk menjadi masyarakat rentan dan masyarakat pra sejahtera.

Penyaluran bantuan langsung tunai, bansos dan BLT dana desa juga perlu ditingkatkan mengingat masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah cenderung terkena dampak dari pandemi Covid-19. Selain itu, pemberian diskon listrik juga sangat diperlukan bagi sebagian besar masyarakat menengah ke bawah.

Dengan keseluruhan kebijakan stimulus bagi sisi permintaan tersebut apabila disalurkan secara tepat sasaran, maka diperkirakan akan dapat mendorong peningkatan permintaan dan konsumsi masyarakat yang masih menjadi penggerak perekonomian yang utama. Namun demikian, alokasi anggaran PEN yang ditujukan untuk sisi produksi pun juga perlu dipercepat secara khusus bagi sektor usaha UMKM dan korporasi sedemikian sehingga produktivitas sektor produksi dapat meningkat dan diharapkan dapat menyerap kembali tenaga kerja yang sebelumnya sudah dirumahkan atau di PHK.

Dengan kombinasi penanganan Covid-19 serta percepatan stimulus fiskal bagi sisi permintaan dan produksi, maka diperkirakan dapat memitigasi risiko teknikal resesi pada kuartal III dan pemulihan ekonomi nasional akan dapat signifikan pada kuartal IV.

Penulis : Zaki-Amrullah

Sumber : Kompas TV


TERBARU