> >

[INFOGRAFIS] Sejarah Selat Solo, Kuliner Legendaris Perpaduan Budaya Eropa dan Jawa

Cerita indonesia | 26 Januari 2021, 12:52 WIB

SOLO, KOMPAS.TV - Selat Solo adalah kuliner legendaris khas Kota Surakarta yang merupakan warisan dari jaman pendudukan bangsa Belanda.

Kata ‘selat’ diadopsi dari bahasa Belanda ‘slachtje’ yang artinya hasil penyembelihan daging yang dijadikan kecil-kecil. Namun kala itu lidah masyarakat Surakarta sulit menyebut kata ‘slachtje’ lantas mereka sering mengucapkannya dengan kata ‘selat’.

Awal mula lahirnya masakan ini berawal sejak Benteng Vastenburg dibangun, tepat di depan Gapura Keraton Surakarta. Di tempat ini sering terjadi pertemuan antara pihak keraton dan pihak Belanda.

Baca Juga: Lezatnya Selat Solo, Kuliner Legendaris di Pasar Klewer Solo

Dalam setiap pertemuan yang berlangsung. pasti disediakan makanan, namun tidak sesuai dengan selera masyarakat Belanda yang menginginkan makanan berbahan utama daging, sedangkan sang raja terbiasa dengan sajian sayur.

Dari keluhan kedua pihak tersebut, pihak keraton akhirnya melakukan modifikasi olahan daging, dengan menciptakan menu baru yang mengombinasikan bahan-bahan seperti: aardappel (kentang), wortelen (wortel), boon (buncis), komkommer (ketimun), sla (slada), ei (telur), dan sojasous (kuah kecap), serta saus mayones.

Perpaduan kedua budaya tersebut melahirkan kuliner yang jadi ciri khas dari Kota Surakarta, yang hingga saat ini dikenal dengan nama Selat Solo.(*)

Motion Grafis: Agus Eko

Penulis : Gempita-Surya

Sumber : Kompas TV


TERBARU