Bentrok di Myanmar, Bendera Pemberontak Karen Berkibar di Pangkalan Militer
Kompas dunia | 16 April 2024, 07:39 WIBDihadapkan dengan serangan pemberontak, beberapa ratus prajurit junta yang bertugas untuk mempertahankan Myawaddy mundur dari posisi mereka, dengan kurang dari 200 orang mundur ke dekat jembatan yang menghubungkan kota Myanmar dengan Mae Sot Thailand.
Prajurit ini harus menyerah kepada otoritas Thailand atau kepada KNU, jika gagal mereka bisa menjadi target pasukan perlawanan, kata Nadah Htoo.
Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara mengatakan pekan lalu bahwa prajurit junta akan diizinkan menyeberangi perbatasan jika mereka menyerahkan senjata dan meminta suaka.
Pemimpin junta Min Aung Hlaing mengatakan dalam pidatonya bulan lalu bahwa pasukan yang melawan militer "menghancurkan jalan menuju pembentukan Perserikatan yang didasarkan pada nilai-nilai demokratis dan federalisme".
Tetapi bagi pasukan perlawanan yang bersekutu di Myawaddy, Senin adalah hari untuk merayakan.
"Kami sangat senang revolusi kami telah sampai sejauh ini. Jika kami bisa merebut lebih banyak pangkalan militer Myanmar, kami akan mencapai tujuan kami (untuk menggulingkan junta)," kata Myo Myint Keyaw, seorang pejuang berusia 26 tahun dalam Pasukan Pertahanan Rakyat, milisi yang bersekutu dengan pejuang KNU.
Sementara para pemberontak merayakan, para reporter di Myawaddy bisa mendengar serangan udara saat pertempuran berkecamuk di garis depan sekitar 40 km ke barat, di mana pasukan bantuan junta mencoba merebut kembali wilayah tersebut.
Rumah dan bangunan yang terbakar dan berlubang peluru terlihat di dekat pangkalan militer yang direbut, di mana anjing liar berkeliaran di antara bangunan kosong.
Pada hari Minggu, juru bicara KNU mengatakan para pemberontak telah menghalau upaya militer kedua untuk menembus garis mereka dan maju ke Myawaddy.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Straits Times