> >

Kekuatan Pasukan Elite Iran dan Israel Mana yang Lebih Kuat, Simak Penjelasannya di Sini

Kompas dunia | 14 April 2024, 17:33 WIB
Kolase pasukan elite Israel dan pasukan khusus Iran. (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Konflik antara Iran dan Israel akhirnya memuncak pada Minggu (14/4/2024) dini hari.

Pada hari itu Iran telah meluncurkan serangan udara pertama ke wilayah Israel dengan menggunakan ratusan rudal dan drone bersenjata.

Serangan tersebut merupakan balasan Iran usai Israel menyerang konsulat mereka di Suriah yang menyebabkan tewasnya anggota dan jenderal Korps Garda Revolusi Iran.

Setelah serangan udara tersebut, militer Israel harus bersiap guna menghadapi kemungkinan serangan langsung, termasuk serangan darat dari Iran.

Apalagi jika pasukan khusus dan pasukan elite dari kedua negara; Iran dan Israel itu sampai diturunkan.

Untuk mengetahui seperti apa kekuatan pasukan elite dari Iran dan Israel, simak penjelasan berikut ini:

Pasukan Elite Iran

Al Quds merupakan salah satu pasukan khusus Iran yang didirikan pada tahun 1980

Dalam serangan Israel di Damaskus pada 1 Apil 2024 lalu, komandan senior Pasukan Al Quds Iran, Brigjen Mohammad Reza Zahedi, dan wakilnya, Brigjen Mohammad Hadi Haji Rahimi, ikut menjadi korban tewas.

Kematian dua sosok dan lima orang lainnya yang juga perwira Pasukan Al Quds membuat Iran marah hingga menyerang Israel dini hari tadi.

Baca Juga: Menhan Yoav Gallant Respons Serangan Rudal dan Drone Iran ke Israel: Negara Teror!

Council on Foreign Relations (CFR) menulis bahwa Al-Quds merupakan bagian dari pasukan Islamic Revoluntionary Guard Corps (IRGC) atau Garda Revolusi Iran.

Pada April 1979, Ruhollah Khomeini, pemimpin Iran, membentuk Korps Pengawal Revolusi Islam melalui dekrit dengan tujuan menjaga Republik Islam pasca-Revolusi Iran (1978–79).

Pendiriannya adalah respons terhadap kebutuhan Iran untuk mengekspor ideologi revolusioner dan melindungi kepentingan nasional di luar perbatasan.

Korps tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Pasukan Quds, mengambil nama "Al Quds" dari bahasa Arab untuk Yerusalem yang mencerminkan komitmen awal mereka terhadap pembebasan kota suci tersebut.

Peran pertama mereka sebagai unit terpisah terjadi pada 1982 saat terlibat dalam Perang Saudara Lebanon setelah invasi Israel ke Lebanon.

Al Quds membantu kelompok Hezbollah di Lebanon, yang didirikan pada tahun yang sama untuk mengusir Israel.

Bahkan setelah perang saudara berakhir pada 1990, Al Quds tetap menjadi sekutu dekat dan sponsor bagi Hezbollah.

Pada 1990-an, mereka memperluas perhatiannya ke perbatasan timur Iran, mendukung Aliansi Utara di Afghanistan melawan munculnya Taliban.

Pada abad ke-21, Al Quds semakin aktif terutama setelah invasi AS ke Irak pada 2003 dan ketidakstabilan di Timur Tengah pasca-Arab Spring.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : ABC/Anadolu/Times of Israel


TERBARU