> >

Diprediksi Unggul Telak, Vladimir Putin Menang Pilpres Rusia Lima Kali Berturut-turut

Kompas dunia | 18 Maret 2024, 07:06 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidato kenegaraan hari Kamis (29/2/2024). Pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) Federasi Rusia telah ditutup per Minggu (17/3/2024). Berdasarkan hasil sementara, petahana Vladimir Putin diprediksi kembali menang di Pilpres Rusia karena menunjukkan keunggulan telak. (Sumber: Kremlin)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) Federasi Rusia telah ditutup per Minggu (17/3/2024). Berdasarkan hasil sementara, petahana Vladimir Putin diprediksi kembali menang di Pilpres Rusia karena menunjukkan keunggulan telak.

Menurut laporan TASS, berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum Rusia per 50,02 persen suara masuk, Putin unggul telak dengan perolehan 87,34 persen suara. Angka ini terpaut jauh dari kandidat lain, yakni Nikolay Kharitonov yang meraih 4,11 persen suara, Vladislav Davankov 4,01 prsen, dan Leonid Slutsky 3,11 persen.

Putin yang maju sebagai kandidat independen pada pilpres kali ini diprediksi memenangkan kontestasi lima kali berturut-turut. Putin tercatat menang Pilpres Rusia pada 2000, 2004, 2012, dan 2018.

Pada 2008, masa jabatan Putin dibatasi konstitusi sehingga mesti menjadi perdana menteri dalam pemerintahan Dmitry Medvedev. Namun, pada 2020 lalu, pemerintahan Putin mengamandemen konstitusi Rusia yang membuat sang presiden bisa maju kembali pada 2024.

Baca Juga: Belgorod Dibombardir di Tengah Pemilu Rusia dan Bunuh 2 Orang, Putin Salahkan Ukraina

Lebih dari 114 juta penduduk Rusia memiliki hak suara dalam pilpres kali ini. Pilpres Rusia 2024 mencakup empat wilayah yang dianeksasi dari Ukraina, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia.

Pilpres Rusia tahun ini menuai kontroversi di tengah berlangsungnya perang Rusia-Ukraina. Dua bakal capres anti-perang, Boris Nadezhdin dan Yekaterina Duntsova dilaporkan tidak diterima saat pendaftaran karena masalah administratif.

Pimpinan lembaga pemantau pemilu Rusia, Stanislav Andreychuk menyebut terdapat tekanan besar dari aparat penegak hukum terhadap pemilih. Menurutnya, para pemilih digeledah sebelum memasuki tempat pemungutan suara.

Sementara itu, organisasi OVD-Info melaporkan terdapat 80 penangkapan bermotif politik di 20 kota Rusia pada hari terakhir pemilihan, Minggu (17/3).

Sebagian pemilih mengharapkan perubahan melalui pilpres kali ini. Namun, para pemilih itu pun mengakui perubahan kemungkinan besar tidak akan terjadi dan Putin akan menang.

"Meskipun suara saya tidak mengubah apa pun, nurani saya jernih untuk masa depan yang saya harapkan untuk negara saya," kata seorang pemilih pemula di Moskow, Yulia kepada Associated Press.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU