> >

Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas Mentok, Perang di Gaza Berpotensi Berlangsung saat Ramadan

Kompas dunia | 6 Maret 2024, 03:30 WIB
UNICEF hari Minggu (3/3/2024) dengan nada sangat serius memberi peringatan bahwa jumlah kematian anak-anak di Jalur Gaza akan melonjak tajam seiring berlanjutnya serangan dan pengepungan Israel. (Sumber: Arab News)

KAIRO, KOMPAS.TV - Negosiasi untuk mencapai gencatan senjata dalam perang Israel-Gaza menemui jalan buntu yang membuat potensi pertumpahan darah akan terus berlangsung saat bulan suci Ramadan.

Dua hari pembicaraan antara Hamas dan mediator internasional di ibu kota Mesir, Kairo berakhir tanpa terjadi kemajuan signifikan.

Menurut pejabat Palestina, kesepakatan gagal tercapai karena Israel menolak mengirim delegasi ke putaran negosiasi terbaru.

“[Benjamin] Netanyahu tidak ingin mencapai kesepakatan, sekarang giliran Amerika untuk memaksa perdana menteri Israel kembali ke meja perundingan,” kata Basem Naim, kepala divisi politik Hamas di Gaza dikutip dari The Guardian, Selasa (5/3/2024).

Otoritas Israel belum memberikan tanggapan atas komentar ini.

Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan pada hari Sabtu bahwa Israel telah “lebih atau kurang menerima” kesepakatan yang disampaikan oleh mediator kepada delegasi Israel di Qatar.

Dalam perundingan tersebut, kata seorang sumber, mediator Mesir dan Qatar selama dua hari terakhir memberikan tekanan kepada Hamas untuk menyusun daftar tawanan yang akan dilepaskan sebagai langkah pertama dalam perjanjian gencatan senjata berjenjang dengan Israel.

Tetapi, Israel tidak mengirim delegasi ke hari kedua pembicaraan di Kairo seperti yang diharapkan. 

Namun mereka menuntut agar Hamas menyajikan daftar 40 tawanan lansia, sakit, dan perempuan yang akan menjadi yang pertama dilepaskan sebagai bagian dari gencatan senjata yang awalnya akan berlangsung selama enam minggu, dimulai dengan bulan Ramadan.

Hamas kemudian meminta agar bantuan kemanusiaan dalam skala besar diizinkan masuk ke Gaza, dan warga Palestina yang terusir dari rumah mereka di bagian utara wilayah pesisir diperbolehkan untuk kembali.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : The Guardian


TERBARU