> >

Wapres AS Tuntut Israel Gencatan Senjata di Gaza dan Buka Bantuan Kemanusiaan, Tidak Ada Alasan!

Kompas dunia | 4 Maret 2024, 06:58 WIB
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris hari Minggu (3/3/2024) menuntut Israel segera melakukan gencatan senjata segera, atau immediate ceasefire, bukan jeda kemanusiaan atau humanitarian pause di Gaza mengingat "skala penderitaan yang sangat besar." (Sumber: Anadolu)

ALABAMA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris hari Minggu (3/3/2024) menuntut Israel segera melakukan gencatan senjata segera, atau immediate ceasefire, bukan jeda kemanusiaan atau humanitarian pause di Gaza mengingat "skala penderitaan yang sangat besar," dan menuntut Israel membuka jalur bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza.

Harris juga menuntut agar pejabat Israel dan pemimpin Hamas menerima kesepakatan yang akan memulai gencatan senjata selama enam minggu di Jalur Gaza pada hari Minggu ketika ia berbicara di Selma, Alabama, dalam peringatan mars hak sipil yang kemudian dikenal sebagai "Minggu Berdarah."

"Mengingat skala penderitaan yang sangat besar di Gaza, harus ada gencatan senjata segera, setidaknya untuk enam minggu ke depan, itulah yang saat ini ada di meja," kata wakil presiden, berdiri dengan punggungnya menghadap Jembatan Edmund Pettus.

Dia juga memberikan kecaman paling keras terhadap kegagalan Israel untuk memperbolehkan bantuan kemanusiaan kepada warga Jalur Gaza, pernyataan yang datang setelah militer Israel secara luas dikritik karena menembak saat warga Palestina menyerbu truk bantuan yang membawa tepung.

"Pemerintah Israel harus melakukan lebih banyak untuk meningkatkan secara signifikan aliran bantuan. Tidak ada alasan," kata Harris.

"Seperti yang dikatakan Presiden Joe Biden pada hari Jumat, Amerika Serikat berkomitmen untuk segera memberikan lebih banyak bantuan penyelamatan nyawa kepada warga Palestina yang membutuhkan," kata Kamala Harris.

Baca Juga: Menteri Israel yang Pernah Ancam Bom Nuklir Gaza Ingin Hapus Bulan Ramadan

Menteri senior Israel Benny Gantz pergi ke Washington tanpa izin Netanyahu, mengungkapkan parahnya perpecahan internal Israel atas perang di Gaza dan rencana pasca perang. (Sumber: AP Photo/ Tsafrir Abayov)

Hari Minggu (3/3/2024)  Departemen Pertahanan melakukan penerjunan bantuan dari udara pertama, "Amerika Serikat akan melanjutkan penerjunan bantuan dari udara ini. Kita akan bekerja pada rute baru, melalui laut, untuk mengirimkan bantuan." papar Kamala.

Pernyataannya ini datang sehari sebelum pertemuan Kamala Harris dengan menteri senior Israel Benny Gantz, yang juga pesaing berat Benjamin Netanyahu, perdana menteri sayap kanan jauh negara itu.

Kunjungan Gantz menyulut kemarahan Netanyahu dan sekutunya pada saat banyak laporan media menunjukkan perpecahan antara Biden dan Netanyahu, meskipun pemerintahan AS terus menyuarakan dukungan vokal untuk Israel dan haknya untuk "membela diri."

 

Dia dan Presiden Joe Biden menghadapi tekanan yang meningkat dari sayap kiri partai mereka sendiri untuk berbicara lebih tegas melawan intensitas serangan Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza, dan untuk menekan kedua belah pihak mencapai gencatan senjata permanen.

Serangan Israel terhadap warga Gaza yang sedang menunggu menerima bantuan kemanusiaan hari Kamis pagi, (29/2/2024) yang membantai 118 warga Palestina dan melukai lebih dari 750 orang lainnya, ternyata direncanakan oleh Tel Aviv sebagai upaya pencitraan untuk menunjukkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang sejati, demikian dilaporkan media pada hari Minggu.

Pejabat Israel, pengusaha Palestina, dan diplomat Barat mengungkapkan bahwa Tel Aviv terlibat dalam perencanaan setidaknya empat konvoi bantuan semacam itu ke utara Gaza selama seminggu terakhir, seperti dilaporkan oleh New York Times.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Independent / Newsweek


TERBARU