> >

Dokumen Israel Ungkap 12 Staf UNRWA yang Dituduh Ikut Serang Negara Itu

Kompas dunia | 30 Januari 2024, 05:22 WIB
Sebuah dokumen Israel hari Senin (29/1/2924) menguraikan tuduhan terhadap 12 staf PBB di UNRWA yang, menurut Israel, terlibat dalam serangan Hamas 7 Oktober lalu, disebutkan tujuh dari mereka masuk ke wilayah Israel, termasuk dua orang terlibat dalam penculikan. (Sumber: AP Photo)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Sebuah dokumen Israel hari Senin (29/1/2924) menguraikan tuduhan terhadap 12 staf PBB di UNRWA yang, menurut Israel, terlibat dalam serangan Hamas 7 Oktober 2023 lalu. Disebutkan tujuh dari mereka masuk ke wilayah Israel, termasuk dua orang terlibat dalam penculikan.

Tuduhan ini disampaikan kepada staf UNRWA Palestina, dan akibatnya, negara-negara Barat menghentikan dana yang sangat penting bagi lembaga tersebut.

UNRWA, yang menjadi penopang bagi warga Palestina yang berada di Gaza, telah memberhentikan sembilan dari dua belas pekerja yang dituduh dan mengutuk "tindakan yang disebut keji" yang dilakukan staf mereka.

Tuduhan ini muncul setelah bertahun-tahun ketegangan antara Israel dan UNRWA terkait pekerjaan lembaga tersebut di Gaza, yang melibatkan sekitar 13.000 orang.

Meskipun Gaza dilanda bencana kemanusiaan, dengan perang Israel melawan Hamas menggusur sebagian besar penduduk dan menyebabkan seperempat penduduk Palestina mengalami kelaparan, beberapa donor utama, termasuk AS dan Inggris, memutuskan pendanaan. Hari Senin (29/1), Jepang dan Austria juga bergabung dengan tindakan serupa.

Dengan anggaran utamanya dipertanyakan, UNRWA mengatakan mereka harus menghentikan operasinya dalam beberapa minggu jika pendanaan tidak dipulihkan.

Ancaman terhadap lembaga PBB ini datang saat Israel mengatakan pembicaraan gencatan senjata yang dilakukan pada hari Minggu berlangsung konstruktif, namun "kesenjangan signifikan" masih ada dalam potensi kesepakatan.

Baca Juga: Kepala UNRWA: Penghentian Dana Negara-Negara Donor adalah Hukuman Kolektif bagi Warga Gaza

Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk memberikan sedikit lega bagi Gaza yang dilanda perang dan untuk menjamin pelepasan lebih dari 100 sandera yang masih ditahan di wilayah tersebut.

Meski begitu, pertempuran terus berlanjut, semakin mempersulit bantuan bagi penduduk Gaza yang kelelahan akibat perang. Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di bagian barat Kota Gaza, mendorong mereka untuk pergi ke selatan.

Perintah evakuasi tersebut menunjukkan bahwa pertempuran masih berlangsung di utara Gaza, wilayah yang menjadi sasaran Israel dalam minggu-minggu pertama perang dan yang sebelumnya diklaim mereka kuasai secara militer.

Perang ini dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan sekitar 250 orang ditawan, menurut otoritas Israel.

Serangan tersebut memicu serangan udara, laut, dan darat yang intensif dari Israel dan telah membunuh lebih dari 26.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. 

Perang ini juga mengancam untuk memicu konflik regional yang lebih luas, dengan AS mengumumkan tiga tentaranya tewas dalam serangan yang disalahkan pada milisi yang didukung Iran di Yordania.

Baca Juga: Sekjen PBB Minta Barat Tak Hentikan Pendanaan UNRWA, Organisasi Utama untuk Pengungsi Palestina

Pekerja UNRWA

Dokumen Israel, yang dibagikan kepada pejabat AS dan diperoleh oleh The Associated Press, mencantumkan 12 orang, peran mereka dalam serangan, deskripsi pekerjaan, dan foto.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU