> >

Keluarga Sandera Hamas Serbu Rapat Parlemen Israel, Warga Semakin Muak dengan Netanyahu

Kompas dunia | 23 Januari 2024, 10:59 WIB
Demonstran dan keluarga sandera Hamas di Jalur Gaza berdemonstrasi di luar gedung parlemen Israel di Yerusalem, Senin (22/1/2024). (Sumber: Ohad Zwigenberg/Associated Press)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Sekelompok anggota keluarga sandera Hamas di Jalur Gaza menyerbu rapat parlemen Israel di Yerusalem, Senin (22/1/2024). Para keluarga sandera itu mendesak pemerintah Israel bertindak lebih baik untuk membebaskan mereka.

Aksi sekitar 20 kerabat sandera ini disebut menunjukkan sentimen warga yang semakin marah dengan pemerintahan Benjamin Netanyahu. Netanyahu sendiri selalu menolak bersepakat dengan Hamas dan memilih menggempur Jalur Gaza selama empat bulan.

Seorang wanita menyerbu rapat parlemen dengan membawa foto tiga anggota keluarganya yang turut disandera Hamas. Wanita itu berteriak kepada forum parlemen untuk membebaskan mereka.

Para demonstran yang menyerbu rapat parlemen mengenakan kaos hitam dan membawa poster bertuliskan, "Kalian tidak akan duduk di sini sementara mereka mati di sana."

Baca Juga: Hamas Terbitkan Laporan Resmi tentang Alasan Serang Israel dalam Operasi Banjir Al-Aqsa 7 Oktober

Sekitar 100 sandera telah dibebaskan Hamas selama gencatan senjata sepekan pada November 2023 lalu. Sekitar 130 sandera diperkirakan masih berada di Jalur Gaza. Pemerintah Israel melaporkan bahwa 27 sandera terbunuh di Jalur Gaza. 

Selain menyerbu rapat parlemen, keluarga sandera juga berdemonstrasi di tempat lain. Pada Minggu (21/1) malam, keluarga sandera dan demonstran menggelar aksi di dekat kediaman Netanyahu di Yerusalem.

"Kami meminta pemerintah kami untuk mendengar, duduk di meja perundingan dan memutuskan apakah akan menerima persetujuan ini atau yang lain yang sesuai dengan Israel," kata ayah seorang sandera, Gilad Korenbloom dikutip Al Jazeera.

Sejumlah demonstran lain pun berkemah di luar rumah pesisir Netanyahu dan gedung parlemen Israel. Mereka mendesak pemerintah memulangkan sandera dalam kondisi hidup atau menuntut pemilu segera.

Sebelumnya, Hamas meminta pembebasan ribuan tahanan Palestina sebagai ganti pembebasan sandera kepada Israel. Upaya Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir untuk menengahi kedua pihak sejauh ini tidak berhasil.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU