> >

Putin Percepat Proses Pemberian Kewarganegaraan Rusia kepada Orang Asing yang Berdinas di Militer

Kompas dunia | 5 Januari 2024, 14:00 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (4/1/2024), menandatangani sebuah dekret yang mempercepat proses pemberian kewarganegaraan Rusia kepada orang asing yang berdinas di militer. (Sumber: AP Photo)

Wali Kota Sergei Sobyanin juga berjanji untuk mendirikan situs perekrutan darurat di kantor layanan pemerintah untuk imigran di luar Moskow.

Sejak serangan ke Ukraina, pemerintah Rusia berusaha untuk meningkatkan kekuatan militer. Putin dua kali memerintahkan peningkatan jumlah pasukan, yang terakhir kali pada Desember 2023, untuk mencapai target total 1,32 juta tentara.

Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyatakan diperlukan kekuatan 1,5 juta tentara "untuk menjamin pemenuhan tugas-tugas guna memastikan keamanan Rusia."

Dia tidak menyebutkan kapan militer akan mencapai jumlah tersebut.

Sebelumnya, Kremlin menganggap jumlah tentara sudah mencukupi. Tetapi perhitungan mereka berubah setelah harapan untuk meraih kemenangan dengan cepat hancur oleh perlawanan Ukraina yang sengit.

Baca Juga: Menlu Retno: Indonesia Masih Kaji Kemungkinan Gabung BRICS

Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (4/1/2024), menandatangani sebuah dekret yang mempercepat proses pemberian kewarganegaraan Rusia kepada orang asing yang berdinas di militer. (Sumber: RIA Novosti)

Pada Agustus 2022, Putin memerintahkan peningkatan jumlah personel militer Rusia menjadi 1,15 juta mulai 1 Januari 2023.

Pada September 2022, ia memerintahkan mobilisasi 300.000 tentara cadangan. Jumlah itu dihitung sebagai bagian dari kekuatan militer saat ini.

Meskipun Putin berkali-kali mengatakan tidak perlu merekrut lebih banyak personel, dekret mobilisasi yang dikeluarkan bersifat terbuka, memungkinkan militer memanggil tentara cadangan tambahan ketika diperlukan.

Pada dasarnya, hal itu membuat mereka yang sudah dipanggil, bertugas tanpa batas waktu. Dekret tersebut juga melarang prajurit mengakhiri kontrak mereka.

Pihak berwenang regional berusaha untuk memperkuat barisan dengan membentuk batalion sukarelawan untuk Ukraina.

Di seluruh wilayah Rusia yang luas, kampanye untuk mengajak lebih banyak pria mendaftar berlangsung selama berbulan-bulan.

Kampanye tersebut dilakukan melalui iklan-iklan yang menjanjikan bonus uang, perekrut yang melakukan panggilan kepada kaum pria yang memenuhi syarat, dan kantor perekrutan yang bekerja sama dengan universitas dan lembaga layanan sosial untuk menarik mahasiswa dan pengangguran.

Bulan lalu, Putin mengatakan 486.000 tentara baru telah menandatangani kontrak dengan militer Rusia sepanjang 2023. Dia tidak menyebutkan berapa banyak dari mereka yang merupakan warga negara asing.

Beberapa laporan media dan kelompok hak asasi manusia mengatakan pihak berwenang Rusia juga menawarkan amnesti kepada narapidana sebagai imbalan atas tur tugas militer.

Baik Rusia maupun Ukraina menjaga kerahasiaan ketat tentang korban militer mereka. Militer Rusia hanya mengonfirmasi 6.000 lebih sedikit personel militer yang tewas, tetapi menurut Barat, jumlahnya jauh lebih tinggi.

Pada Oktober 2023, Kementerian Pertahanan Inggris menduga jumlah tentara Rusia yang tewas dan mengalami cedera permanen berkisar "150.000-190.000."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press/Anadolu Agency


TERBARU