AS Kirim Bom Penghancur Bunker ke Israel Sejak 7 Oktober, Lebih 15.000 Warga Gaza Tewas Sejak Itu
Kompas dunia | 3 Desember 2023, 20:05 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Amerika Serikat dilaporkan mengirimkan persediaan amunisi yang signifikan, termasuk bom penghancur bunker besar, untuk mendukung Israel menghancurkan Gaza berikut warga sipilnya sejak 7 Oktober, demikian laporan media Amerika Serikat hari Sabtu, (2/12/2023).
Arus masuk persenjataan ke Israel dari Amerika Serikat terdiri dari sekitar 15.000 bom dan 57.000 peluru artileri, diangkut dengan pesawat kargo militer C-17 sesaat setelah dimulainya konflik di Jalur Gaza dan terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir, demikian laporan eksklusif itu, mengutip pejabat AS.
"AS sebelumnya belum mengungkapkan jumlah total senjata yang dikirimkan ke Israel maupun pengiriman 100 bom penghancur bunker BLU-109 berbobot 2.000 pon," demikian laporan tersebut.
Bom penghancur bunker dikenal karena kemampuannya menembus struktur yang diperkuat sebelum meledak.
Daftar amunisi yang dikirim oleh AS ke Israel terdiri dari lebih dari 5.400 bom MK84, 5.000 bom MK82 tanpa panduan, sekitar 1.000 bom diameter kecil GBU-39, dan sekitar 3.000 munisi serangan langsung bersama (JDAM) yang mengubah bom tanpa panduan menjadi bom panduan presisi, seperti laporan Anadolu, Minggu, (3/12/2023)
Tentara Israel melanjutkan pengeboman Jalur Gaza hari Jumat pagi, (1/12/2023) setelah mengumumkan berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu.
Baca Juga: AS Tolak Keras Rencana Israel Ubah Batas Gaza dan Pemindahan Paksa ke Mesir
Sedikitnya lebih dari 200 warga Palestina tewas dan 652 terluka hingga hari Minggu, (3/12/2023) dalam serangan udara Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Lebih dari 15.000 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober setelah serangan Hamas. Sekitar 1.200 warga Israel juga tewas, menurut perkiraan resmi.
Serangan Israel di selatan Gaza dapat memaksa 1 juta pengungsi menuju Mesir, kata PBB, Pertempuran dapat mendorong pengungsi untuk "melarikan diri lebih jauh ke selatan dan melintasi batas," kata pemimpin UNRWA Philippe Lazzarini.
Kepala Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) itu memperingatkan bahwa serangan Israel di selatan Jalur Gaza dapat mendorong 1 juta pengungsi Palestina menuju perbatasan Mesir, demikian disampaikan agensi tersebut pada hari Sabtu di X.
"Jika ada pertempuran, memang lebih tinggi kemungkinan mereka mungkin akan menghindar ke selatan dan melintasi perbatasan (Mesir)," UNRWA mengutip Komisaris-Jenderal Philippe Lazzarini dalam wawancara dengan The Guardian Inggris.
"Kami memiliki 1 juta orang, 1 juta orang di instalasi UN, termasuk 100.000 di utara," kata Lazzarini juga kepada The Guardian.
Pernyataannya mengikuti serangan lanjutan Israel di Gaza usai berakhirnya jeda kemanusiaan selama seminggu.
Baca Juga: Kepemimpinan PM Israel Netanyahu Goyang dan Terancam Dilengserkan Eks Tangan Kanannya, Siapa Dia?
Wakil Presiden Kamala Harris hari Sabtu, (2/12/2023) menyatakan Amerika Serikat dengan tegas menentang pemindahan paksa penduduk Gaza keluar Gaza saat Israel melanjutkan serangan besar-besaran atas Gaza yang diklaim untuk menghancurkan Hamas, atau kapanpun dalam hari dan minggu setelah perang berakhir.
Dalam pernyataan setelah bertemu dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi Mesir di Dubai, pejabat AS seperti dikutip New York Times mengatakan Harris dengan tegas menolak gagasan memindahkan orang Palestina ke Mesir atau ke kamp pengungsi lainnya, sambil menawarkan pernyataan terkuatnya hingga saat ini yang mendesak Israel untuk mengurangi dampak bagi warga sipil dari kampanye udara dan daratnya.
"Wakil presiden mengulangi bahwa dalam keadaan apa pun Amerika Serikat tidak akan mengizinkan pemindahan paksa Palestina dari Gaza atau Tepi Barat," demikian pernyataan dari Gedung Putih.
Harris juga menolak gagasan yang baru-baru ini diusulkan oleh beberapa pejabat Israel bahwa batas Gaza bisa menyusut setelah perang berakhir untuk menciptakan "zona penyangga" keamanan antara Gaza dan Israel. Amerika Serikat tidak akan mengizinkan "penulisan ulang perbatasan Gaza," kata pernyataan tersebut.
Harris menyampaikan pernyataan tegas tersebut setelah kunjungan diplomatik sepanjang hari dengan para pemimpin empat negara Arab di Dubai, di mana dia menghadiri pertemuan PBB tentang iklim global yang dikenal sebagai COP28. Perjalannya telah diumumkan sebagai terkait iklim, tetapi dia menghabiskan waktu lebih banyak untuk bertemu dan berbicara dengan para pemimpin Arab tentang perang Israel-Hamas.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu / New York Times