> >

Sempat Kabur dari Penjara, Eks Pemimpin Kejam Junta Militer Guinea Ditangkap Lagi

Kompas dunia | 5 November 2023, 13:03 WIB
Mantan pemimpin junta militer Guinea Moussa Dadis Camara. (Sumber: AP Photo/Schalk van Zuydam, File)

CONAKRY, KOMPAS.TV - Eks pemimpin kejam dari junta militer Guinea yang sempat kabur dari penjara akhirnya berhasil ditangkap lagi.

Mantan pemimpin junta militer Guinea pada 2008, Moussa Dadis Camara ditangkap lagi setelah kabur dari penjara Sabtu (4/11/2023).

Berhasil ditangkapnya lagi Camara diungkapkan oleh Kementerian Pertahanan Guinea.

Camara kabur dari penjara di Conakry setelah dibebaskan sejumlah orang bersenjata pada Sabtu dini hari.

Baca Juga: Negara Arab Ingin Gencatan Senjata di Gaza Segera Dilakukan, AS Malah Merasa Itu Untungkan Hamas

Ia kabur bersama tiga pejabat tinggi di era kepemimpinan Camara.

Dua dari tiga pejabat tinggi, Moussa Tiegboro Camara dan Blaise Gomou, juga sudah berhasil ditangkap kembali.

Sedangkan pejabat ketiga, Kolonel Claude Pivi masih dalam pencarian.

Kementerian Pertahanan Guinea mengungkapkan, para buronan tersebut ditangkap dalam kondisi yang aman.

Mereka juga sudah dikirim kembali ke Penjara Federal Maison Centrale de Conakry.

“Semua langkah keamanan sudah dilakukan untuk mencari buronan terakhir,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Guinea dikutip dari CNN.

“Saya sekali lagi meminta warga untuk melanjutkan keseharian mereka secara bebas,” tambahnya.

Pada Sabtu pagi, warga setempat mengungkapkan, kendaraan militer dan pasukan khusus memenuhi jalanan Ibu Kota Guinea setelah tembakan terdengar di distrik Kaloum.

Lokasi tersebut merupakan tempat di mana Camara dan yang lainnya ditahan di penjara pusat.

Perbatasan Guinea telah ditutup untuk mengindarkan para pelarian itu kabur dari negaranya.

Baca Juga: Zelenskyy Kesal Dengan Konflik Palestina-Israel di Gaza, Alihkan Perhatian Dunia Dari Perang Ukraina

Camara yang dikenal sebagai pemimpin kejam tersebut didakwa sejak tahun lalu, setelah dituduh perencana dalam pembantaian di stadion, serta pemerkosaan massal dari pasukan keamanan Guinea.

Tindakan kejam Camara itu telah membunuh 150 orang pada sebuah demonstrasi pro-Demokrasi pada 28 September 2009.

Namun demikian, Camara membantah dirinya bertanggung jawab. Ia memilih menyalahkan kejahatan tersebut pada prajuritnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : CNN


TERBARU