> >

Abbas Rapat Darurat Usai RS Gaza Dibom: Ini Situasi Kritis, Kami Tak Akan Biarkan Nakba Abad 21

Kompas dunia | 18 Oktober 2023, 09:20 WIB
Sebagian jenazah korban penyerangan Rumah Sakit Al-Ahli Arab yang menewaskan ratusan orang dikumpulkan di Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, Selasa (17/10/2023). (Sumber: Abed Khaled/Associated Press)

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menggelar rapat darurat bersama jajaran pemerintahannya usai Israel mengebom Rumah Sakit Al-Ahli Arab atau Rumah Sakit Baptis di Gaza dan menewaskan 500 orang, Selasa (17/10/2023) malam waktu setempat. Abbas menyebut bahwa pemerintah pendudukan Israel telah "melampaui semua batas" dan berjanji tidak akan membiarkan para pelaku pengeboman lolos.

Abbas menyatakan bahwa pengeboman Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Gaza sebagai bencana besar dan kejahatan perang yang mengerikan. "Kita tidak akan membiarkan ini lolos tanpa akuntabilitas dan hukuman," kata Abbas dikutip WAFA, Rabu (18/10).

Baca Juga: Kata Biden Usai 500 Tewas Dibom di RS Gaza: AS Terus Kumpulkan Informasi Apa yang Sebenarnya Terjadi

Mahmoud Abbas menggelar rapat bersama petinggi Otoritas Palestina usai membatalkan pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah II, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, dan Presiden Mesir Abdel-Fattah Al-Sisi yang sedianya akan berlangsung hari ini di Yordania.

Abbas pun meminta jajaran Palestina "bersatu" dan "tidak terseret perselisihan yang hanya akan dimanfaatkan musuh-musuh rakyat Palestina." Pemimpin Partai Fatah Palestina itu juga mendesak komunitas internasional mengadili Israel dan memberi perlindungan untuk Palestina.

"Kita tidak akan membiarkan Nakba baru di abad 21, dan kita tidak akan menerima pengusiran bangsa kita lagi. Bangsa kita tetap tegar di Tanah Air dan tidak akan pergi, tidak peduli pengorbanannya," kata Abbas.

"Ini adalah sebuah momen kritis dan berbahaya. Ini hanya bisa dihadapi dengan persatuan dan ketegaran di hadapan agresi Israel," lanjutnya.

Nakba sendiri adalah perisitwa penghancuran masyarakat Palestina dan pengusiran besar-besaran pada 1948 silam. Peristiwa ini mengawali puluhan tahun persekusi dan pendudukan Israel terhadap Palestina.

Mahmoud Abbas pun menegaskan Palestina tidak akan memenuhi ultimatum Israel yang mengusir jutaan penduduk dari utara Gaza. "Rakyat kami menolak berlutut, tidak akan menyerah, dan akan menang," katanya.

Otoritas Palestina mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bertindak dan menghentikan agresi Israel. Hingga berita ini diturunkan, Federasi Rusia dan Uni Emirat Arab dilaporkan telah meminta rapat darurat Dewan Keamanan PBB didakan menanggapi pengeboman Rumah Sakit Al-Ahli Arab Gaza.

 

Komisioner Tinggi untuk Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk pun telah angkat bicara mengutuk pengeboman rumah sakit tersebut. Volker Turk mendesak "semua negara berpengaruh" melakukan apa pun untuk mengakhiri bombardir Gaza.

Sejak Israel meluncurkan kampanye penggempuran Gaza pada 7 Oktober lalu, sekitar 3.000 orang Palestina tewas dan ratusan ribu terpaksa mengungsi di Gaza.

Baca Juga: Imbas Israel Bombardir Rumah Sakit Penuh Pasien dan Pengungsi di Gaza, 500 Orang Terbunuh

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU