> >

Dubes Palestina untuk Rusia Ungkap Perbedaan Otoritas Palestina dan Kelompok Hamas

Kompas dunia | 13 Oktober 2023, 13:30 WIB
Duta Besar Palestina untuk Rusia, Abdel Hafiz Nofal, di Moskow hari Kamis, (12/10/2023) mengatakan Otoritas Palestina dan Hamas memiliki banyak perbedaan. (Sumber: TASS)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Duta Besar Palestina untuk Rusia, Abdel Hafiz Nofal, di Moskow hari Kamis, (12/10/2023) mengatakan Otoritas Palestina dan Hamas memiliki banyak perbedaan.

"Ikatan antara Otoritas Palestina dan Hamas sangat berbeda. Mereka adalah dua entitas yang berbeda sama sekali," katanya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita RBC di Rusia, seperti laporan TASS, Kamis, (12/10/2023).

Hamas secara historis menginginkan negara Islam Palestina di wilayah gabungan Israel, Tepi Barat, dan Jalur Gaza, menolak solusi dua negara dan menolak negosiasi dengan Israel. Pada tahun 2017, Hamas menyetujui pembentukan negara Palestina di dalam perbatasan tahun 1967, namun tetap tidak mengakui Israel.

Pada tahun 1990-an, PLO yang dipimpin Fatah secara resmi meninggalkan perlawanan bersenjata dan mendukung Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan pembangunan negara Palestina di perbatasan tahun 1967 (Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza), berdampingan dengan negara Israel, seperti laporan Al Jazeera.

PLO kemudian menandatangani Perjanjian Oslo, yang mengarah pada pembentukan Otoritas Nasional Palestina, atau Otoritas Palestina, sebuah badan pemerintahan mandiri sementara yang bertujuan untuk mewujudkan Negara Palestina merdeka.

Dubes Palestina menyatakan Otoritas Palestina tidak sejalan dengan Hamas dalam sejumlah isu.

Baca Juga: Selama 6 Hari, Israel Jatuhkan 4.000 Ton Bom di Gaza dan Tewaskan Hampir 1.500 Jiwa

Seorang pria dan dua anak Palestina terduduk di luar rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsian Rafah, Jalur Gaza, Kamis (12/10/2023). (Sumber: Hatem Ali/Associated Press)

"Otoritas Palestina merupakan bagian dari komunitas internasional," katanya. "Kami memiliki kedutaan di Rusia, dan kami memiliki kedutaan di seluruh dunia, kami diakui oleh lebih dari 140 negara, jadi ada perbedaan besar antara Hamas dan Otoritas Palestina."

"Secara pribadi, dan sebagai duta besar, saya menentang pembunuhan warga sipil, warga Israel, warga Eropa, warga Palestina, dan kami secara rutin membahas hal ini," lanjut Nofal.

Diplomat tersebut mengatakan apa yang sedang terjadi antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza "memiliki sejarah yang rumit." "Israel menjalankan pengepungan di Gaza. Mereka mengendalikan segalanya, termasuk pergerakan orang, pasokan makanan, listrik, air," katanya.

Situasi di Timur Tengah meningkat tajam setelah serangan militan Hamas dari Jalur Gaza ke Israel. Hamas menganggap serangan tersebut sebagai respons terhadap tindakan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Bukit Bait Suci di Yerusalem.

Israel telah menyatakan pengepungan penuh terhadap Jalur Gaza dan telah mulai melakukan serangan di wilayah tersebut serta di beberapa bagian Lebanon dan Suriah.

Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat. Hampir 1.500 warga Palestina tewas dan lebih dari 6.800 terluka. Selain itu, hampir 1.500 warga Israel tewas dan hampir 4.000 terluka.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : TASS


TERBARU