> >

10 Oktober: Memperingati Hari Menentang Hukuman Mati Sedunia, Begini Sejarahnya

Kompas dunia | 10 Oktober 2023, 06:59 WIB
Ilustrasi Palu Sebagai Perangkat Persidangan (Sumber: Racool_studio on Freepik)

JAKARTA, KOMPAS TV - Setiap tanggal 10 Oktober, dunia memperingati Hari Menentang Hukuman Mati, sebuah momen yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran tentang urgensi penghapusan hukuman mati dari sistem peradilan global.

Dikutip dari National Today.com, kampanye ini bertujuan untuk menggalang dukungan internasional dan mempengaruhi para pengambil keputusan untuk memerangi praktik hukuman mati.

Dukungan untuk kampanye ini datang dari berbagai LSM dan pemerintah di seluruh dunia, termasuk Amnesty International, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sejarah Hari Menentang Hukuman Mati Sedunia

Peringatan Hari Menentang Hukuman Mati  ditetapkan pada sebuah kongres yang diadakan di Roma pada Mei 2002 oleh organisasi-organisasi yang menentang hukuman mati.

Hukuman mati adalah tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh negara sebagai hukuman atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh individu.

Sejarah mencatat bahwa eksekusi terhadap penjahat dan pembangkang telah ada dalam hampir semua masyarakat sejak awal peradaban manusia.

Baca Juga: Hukuman Matinya Gagal Dilaksanakan, Napi Ini Takut dengan Metode Eksekusi Baru yang Dinilai Kejam

Selama berabad-abad, upaya telah dilakukan untuk menghapus hukuman mati, tetapi sering kali masyarakat kembali menerapkannya setelah beberapa waktu.

Beberapa contohnya termasuk upaya pelarangan hukuman mati di Jepang pada tahun 724 M, yang hanya berlangsung beberapa tahun, dan larangan serupa yang diberlakukan oleh Kaisar Xuanzong dari Tang di Tiongkok pada tahun 747 M, yang juga hanya bertahan selama 12 tahun.

Amnesty International telah lama berpendapat bahwa hukuman mati merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup dan hak untuk hidup bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia.

Penulis : Almarani Anantar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : National Today


TERBARU