> >

Banjir Besar di Libya Membuat Seruan Persatuan Semakin Menggema

Kompas dunia | 18 September 2023, 08:48 WIB
Kerusakan parah di Derna, Libya, 13 September 2023. Palang Merah Libya hari Kamis, (15/9/2023) mengungkap data terbaru, jumlah korban tewas akibat banjir di kota pesisir Derna Libya melonjak menjadi 11.300 orang dan korban hilang mencapai 10.100 orang (Sumber: AP Photo)

TRIPOLI, KOMPAS.TV — Zahra el-Gerbi tidak mengharapkan banyak tanggapan terhadap penggalangan dana daringnya, tetapi dia merasa dia harus melakukan sesuatu setelah empat kerabatnya tewas dalam banjir yang menghancurkan kota Derna di Libya timur. Dia menyerukan sumbangan bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir.

Hanya dalam setengah jam pertama setelah dia membagikannya di Facebook, ahli gizi klinis yang berbasis di Benghazi ini mengatakan bahwa dia telah mendapatkan teman dan orang asing lainnya yang bersedia memberikan dukungan finansial dan materi untuk membantu para korban banjir.

“Ini untuk kebutuhan dasar seperti pakaian, makanan dan akomodasi,” kata el-Gerbi seperti dikutip dari The Associated press.

Bagi banyak warga Libya, kesedihan atas kematian lebih dari 11.000 orang telah berubah menjadi seruan untuk persatuan nasional di negara yang telah dirusak oleh konflik dan perpecahan selama 12 tahun terakhir. Pada gilirannya, tragedi ini telah meningkatkan tekanan terhadap para politisi terkemuka di negara tersebut, yang dipandang oleh sebagian orang sebagai arsitek bencana.

Baca Juga: Penyaluran Bantuan bagi Korban Banjir Libya Kacau gara-gara Dualisme Pemerintahan

Pada dini hari tanggal 11 September, dua bendungan di pegunungan di atas Derna jebol, menyebabkan dinding air setinggi bangunan dua lantai membanjiri kota dan menyapu apa yang dilewatinya ke laut. Setidaknya 11.300 orang tewas dan 30.000 orang lainnya harus mengungsi.

Dukungan terhadap masyarakat Derna pun mengalir deras. Penduduk dari kota terdekat Benghazi dan Tobruk menawarkan bantuan kepada para pengungsi. Di Tripoli, sekitar 1.450 kilometer di sebelah barat, sebuah rumah sakit mengatakan akan melakukan operasi gratis bagi siapa pun yang terluka akibat banjir.

Ali Khalifa, seorang pekerja anjungan minyak dari Zawiya, sebelah barat Tripoli, mengatakan sepupunya dan sekelompok pria lain dari lingkungannya bergabung dengan konvoi kendaraan menuju Derna untuk memberikan bantuan. Bahkan pasukan pramuka setempat pun ikut serta.

Sentimen serupa juga dimiliki oleh Mohamed al-Harari, 50 tahun.

“Luka atau rasa sakit akibat apa yang terjadi di Derna melukai semua orang mulai dari Libya barat, Libya selatan, hingga Libya timur,” katanya.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU