> >

Sekitar 2.000 Pinguin Ditemukan Mati di Pesisir Uruguay, Petugas Selidiki Sebabnya

Kompas dunia | 23 Juli 2023, 02:05 WIB
Sekitar 2.000 pinguin ditemukan mati di pesisir timur Uruguay dalam 10 hari terakhir, dan penyebabnya masih menjadi misteri, walau tidak tampak disebabkan oleh influenza burung, demikian disampaikan oleh pihak berwenang Uruguay, Sabtu (22/7/2024). (Sumber: Radio France International)

MONTEVIDEO, KOMPAS.TV - Sekitar 2.000 pinguin ditemukan mati di pesisir timur Uruguay dalam 10 hari terakhir. Penyebabnya masih menjadi misteri, walau tidak tampak disebabkan oleh influenza burung.

Pinguin Magellan, yang sebagian besar masih remaja, ditemukan mati di Samudra Atlantik dan terbawa oleh arus ke pantai-pantai Uruguay, kata Carmen Leizagoyen, Kepala Departemen Fauna Kementerian Lingkungan Hidup, seperti laporan Straits Times, Sabtu (22/7/2023).

"Ini adalah kematian di perairan. Sembilan puluh persen adalah spesimen muda yang tiba tanpa cadangan lemak dan perut kosong," ujarnya, dan menekankan bahwa semua sampel yang diambil telah dites negatif untuk influenza burung.

Pinguin Magellan biasanya berkembang biak di selatan Argentina. Di musim dingin belahan bumi selatan, mereka bermigrasi ke utara mencari makanan dan perairan yang lebih hangat, bahkan mencapai pantai negara bagian Espirito Santo di Brasil.

"Memang normal jika sebagian persentase pinguin mati, tetapi bukan sejumlah ini," kata Leizagoyen, mengingat peristiwa serupa terjadi di Brasil pada tahun 2022 dengan alasan yang belum dapat ditentukan.

Baca Juga: Sekelompok Anak di Selandia Baru Temukan Fosil Spesies Penguin Raksasa

Sekitar 2.000 pinguin ditemukan mati di pesisir timur Uruguay dalam 10 hari terakhir, dan penyebabnya masih menjadi misteri, walau tidak tampak disebabkan oleh influenza burung, demikian disampaikan oleh pihak berwenang Uruguay, Sabtu, (22/7/2024). (Sumber: NDTV)

Hector Caymaris, Direktur Kawasan Lindung Laguna de Rocha, seperti dikutip Straits Times mengatakan, ia menghitung lebih dari 500 pinguin mati sepanjang 10 km pesisir Samudra Atlantik.

Aktivis lingkungan menyalahkan kenaikan kematian pinguin Magellan pada penangkapan ikan berlebihan dan penangkapan ikan ilegal.

"Sejak tahun 1990-an dan 2000-an, kami mulai melihat binatang-binatang kelaparan. Sumber daya tersebut dieksploitasi secara berlebihan," kata Richard Tesore, dari organisasi non-pemerintah SOS Marine Wildlife Rescue.

Tesore menambahkan, siklon subtropis di Samudra Atlantik yang menerjang bagian tenggara Brasil pada pertengahan Juli, mungkin menyebabkan binatang-binatang yang lemah mati karena cuaca buruk.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU