> >

Prancis Deg-degan Jalani Peringatan Bastille Hari Ini, Terjunkan 130.000 Aparat Antisipasi Rusuh

Kompas dunia | 14 Juli 2023, 07:50 WIB
Prancis menurunkan sekitar 130.000 aparat penegak hukum untuk perayaan Hari Bastille tanggal 14 Juli, untuk mengantisipasi kerusuhan yang terjadi baru-baru ini, seperti yang dilaporkan hari Kamis (13/7/2023). (Sumber: Anadolu)

PARIS, KOMPAS.TV - Prancis menurunkan sekitar 130.000 aparat penegak hukum untuk perayaan Hari Bastille tanggal 14 Juli. Pengerahan ribuan personel itu untuk mengantisipasi tidak terulangnya kerusuhan yang terjadi baru-baru ini.

Dalam penekanannya, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin menegaskan, keputusan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dengan mencegah kemungkinan kerusuhan. Dilaporkan, 55 petugas penegak hukum terluka, 807 orang ditangkap, dan hampir 750 kendaraan dibakar selama perayaan Hari Bastille pada tahun sebelumnya.

Selain petugas penegak hukum, sekitar 34.000 petugas pemadam kebakaran, helikopter, dan kendaraan lapis baja akan memberikan dukungan, tambahnya seperti laporan Anadolu, Kamis (14/7/2023).

Darmanin juga mencatat jadwal transportasi umum di kota-kota besar akan disesuaikan, dan demonstrasi pada tanggal 15 Juli untuk memperingati Adama Traore, yang meninggal dalam tahanan polisi pada tahun 2016, akan dilarang.

Protes meletus di Prancis pada akhir bulan lalu ketika seorang petugas polisi menembak mati Nahel M, seorang remaja berusia 17 tahun keturunan Aljazair, selama pemeriksaan lalu lintas di pinggiran kota Paris, Nanterre, setelah dia mengabaikan perintah untuk berhenti.

Setelah pembunuhan Nahel, ribuan orang turun ke jalan-jalan di Prancis.

Kendaraan dan gedung-gedung publik, termasuk balai kota dan sekolah, dibakar, dan menurut Darmanin, yang berbicara di hadapan Senat minggu lalu, sekitar 4.000 orang ditangkap, sebagian besar remaja.

Baca Juga: Rusuh di Prancis Terus Membara, Mbappe Buka Suara: Kami Pahami Kemarahan Publik

Polisi bentrok dengan sekelompok pemuda di Nanterre, pinggiran Kota Paris, Prancis, pada Kamis, 29 Juni 2023. Kematian remaja 17 tahun, Nahel, yang ditembak polisi pada Selasa, 27 Juni, memicu unjuk rasa di Prancis. (Sumber: AP Photo/Christophe Ena)

Kelompok hak asasi manusia Amnesty International menyerukan polisi Prancis untuk mengakhiri rasisme sistemik setelah pembunuhan seorang remaja berusia 17 tahun bulan lalu.

Seorang petugas polisi menembak mati Nahel M, seorang remaja keturunan Aljazair, selama pemeriksaan lalu lintas setelah diduga dia mengabaikan perintah untuk berhenti di pinggiran kota Paris, Nanterre, pada tanggal 27 Juni.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Anadolu


TERBARU