> >

Israel Luncurkan Serangan Terbesar ke Wilayah Palestina, Kamp Pengungsian Jadi Medan Perang

Kompas dunia | 4 Juli 2023, 01:03 WIB
Serangan udara Israel ke Jenin di Tepi Barat, Senin (3/7/2023) dini hari waktu setempat. (Sumber: Times of Israel)

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Pasukan Israel meluncurkan serbuan darat dan udara besar ke kota Jenin, kawasan Tepi Barat, Senin (3/7/2023). Operasi ini disebut sebagai serangan Israel ke Palestina terbesar dalam kurun dua dekade terkini.

Hingga berita ini diturunkan, setidaknya delapan orang Palestina terbunuh dalam serangan ini. Kementerian Kesehatan Palestina juga melaporkan terdapat 50 korban luka, 10 di antaranya luka berat.

Israel dilaporkan menerjunkan 1.000 hingga 2.000 tentara yang disokong oleh buldoser dan penembak jitu. Israel juga menurunkan sedikitnya 10 serangan drone ke bangunan-bangunan di Jenin.

Kedatangan pasukan Israel pun disambut tembakan oleh milisi Palestina. Angkatan Bersenjata Israel mengaku menyerang sebuah pusat komando milisi Palestina di kamp pengungsian Jenin.

Baca Juga: Pemimpin Kristen Palestina Ikut Kutuk Pembakaran Al-Quran di Swedia: Kaum Muslim Tak Sendirian

Juru bicara kepresidenan Palestina menyebut serangan ini sebagai "kejahatan perang melawan warga tak bersenjata." Sementara itu, Tel Aviv mendeskripsikan serangan ini sebagai "upaya kontra-terorisme yang ekstensif."

Koordinator bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Lynn Hastings menyebut pasukan Israel membombardir kawasan padat penduduk.

"Serangan udara diluncurkan ke kamp pengungsian padat penduduk. Beberapa orang terbunuh dan kritis. Akses ke semua korban luka harus dipastikan," kata Hastings sebagaimana dikutip The Guardian, Senin (3/7).

Menurut keterangan saksi mata, situasi di Jenin seperti "perang betulan." Asap membubung dari ban yang dibakar penduduk dan serangan Israel.

"Ada pengeboman dari udara dan invasi dari darat. Sejumlah rumah dan tempat dibombardir, asap membubung dari mana-mana," kata Direktur Sabit Merah Palestina di Jenin, Mahmoud Al-Saadi.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU