> >

Bocah Perempuan di Malaysia Makan Biskuit Mengandung Ganja, Langsung Dilarikan ke Rumah Sakit

Kompas dunia | 31 Mei 2023, 04:05 WIB
Seorang bocah perempuan berusia 11 tahun dari Gerik di Malaysia hari Senin, (29/5/2023) harus dirawat di rumah sakit setelah memakan biskuit buatan rumahan yang mengandung ganja. (Sumber: iStock)

IPOH, KOMPAS.TV – Seorang bocah perempuan berusia 11 tahun dari Gerik di Malaysia harus dirawat di rumah sakit setelah memakan biskuit buatan rumahan yang mengandung ganja, seperti laporan Straits Times, Selasa, (30/5/2023).

Kepala kepolisian Perak, Datuk Seri Mohd Yusri Hassan Basri, mengatakan bocah perempuan itu kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Taiping setelah insiden pukul 10.25 malam pada hari Senin, (29/5/2023.

"Awalnya, dia dibawa ke klinik kesehatan Lawin untuk pengobatan setelah mengalami sesak napas, pusing, dan mual. Seorang asisten medis di sana menghubungi kami tentang hal ini," ujar Mohd Yusri dalam pernyataannya hari Selasa, (30/5/2023).

"Kemudian bocah perempuan ini dirujuk ke Rumah Sakit Gerik sebelum akhirnya dikirim ke Taiping," tambahnya.

Mohd Yusri mengatakan, ayah bocah perempuan yang berusia 38 tahun itu ditangkap hari Selasa. 

"Hasil tes urinnya menunjukkan hasil positif untuk tetrahidrokanabinol (THC). Dia akan ditahan hingga 3 Juni untuk memfasilitasi penyelidikan berdasarkan Pasal 31(1)(a) Undang-Undang Perlindungan Anak dan Pasal 15(1)(a) Undang-Undang Narkotika Berbahaya," ujarnya.

Menurut CDC Amerika Serikat, masa remaja adalah waktu pertumbuhan, eksplorasi, dan mengambil risiko. Beberapa tindakan berisiko dapat memperkuat perkembangan identitas dan kemandirian, misalnya mencalonkan diri untuk dewan siswa atau mengajak seseorang berkencan.

Baca Juga: Izinkan Cicit Bawa Mentega Berisi Ganja untuk Bikin Muffin di Sekolah, Nenek Terancam Penjara

Roti tawar dengan selai ganja. Seorang bocah perempuan berusia 11 tahun dari Gerik di Malaysia hari Senin, (29/5/2023) harus dirawat di rumah sakit setelah memakan biskuit buatan rumahan yang mengandung ganja. (Sumber: REUTERS/Jorge Silva)

Namun, beberapa perilaku berisiko, seperti penggunaan mariyuana, dapat berdampak buruk pada kesehatan dan kesejahteraan remaja.

Otak remaja sedang aktif berkembang dan akan terus berkembang hingga sekitar usia 25 tahun. Penggunaan mariyuana selama masa remaja dan dewasa muda dapat merusak perkembangan otak.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU