> >

Putin Tegaskan Rusia Terus Beralih ke Penggunaan Mata Uang Nasional dalam Perdagangan Internasional

Kompas dunia | 25 Mei 2023, 04:05 WIB
Rusia punya tujuan untuk mengurangi penggunaan mata uang negara-negara yang tidak bersahabat dalam transaksi saling menguntungkan dan berencana untuk bekerja lebih aktif dengan mitra di seluruh dunia guna beralih sepenuhnya ke penggunaan mata uang nasional, demikian disampaikan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam sidang pleno Forum Ekonomi Eurasia hari Rabu (24/5/2023) (Sumber: TASS)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia punya tujuan untuk mengurangi penggunaan mata uang negara-negara yang tidak bersahabat dalam transaksi saling menguntungkan dan berencana untuk bekerja lebih aktif dengan mitra di seluruh dunia guna beralih sepenuhnya ke penggunaan mata uang nasional.

Hal tersebut disampaikan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam sidang pleno Forum Ekonomi Eurasia, Rabu (24/5/2023), seperti laporan RIA Novosti.

"Kami punya tujuan untuk mengurangi penggunaan mata uang negara-negara yang tidak bersahabat dalam transaksi saling menguntungkan dan berencana untuk bekerja lebih aktif dengan mitra di seluruh dunia, termasuk Eurasia, guna sepenuhnya beralih ke penggunaan mata uang nasional dalam transaksi perdagangan luar negeri," ujar Putin.

Pengembangan transaksi menggunakan mata uang nasional memungkinkan Moskow dan Beijing membentuk hubungan yang kebal terhadap tekanan eksternal, kata Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolay Patrushev, Senin (22/5/2023).

"Semua kesepakatan kerja sama dalam bidang praktis terus dilaksanakan dengan konsisten. Meskipun adanya tekanan sanksi, perdagangan bilateral terus mencapai rekor baru. Proporsi transaksi menggunakan mata uang nasional semakin meningkat, yang membuat hubungan kita kebal terhadap tekanan eksternal," katanya dalam konsultasi Rusia-China mengenai keamanan sosial, keadilan, dan ketertiban umum.

Patrushev juga menyebutkan bidang kerja sama lainnya, dengan mencatat bahwa dialog melalui dewan keamanan, lembaga penegak hukum dan pengawas, serta layanan khusus, merupakan elemen integral dari kemitraan strategis Sino-Rusia.

Presiden Iran Ebrahim Raisi, dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, menyatakan salah satu kesepakatan penting antara Indonesia dan Iran adalah perdagangan menggunakan mata uang nasional masing-masing, demikian pernyataannya dikutip dari kantor kepresidenan Iran, Selasa (23/5/2023).

Baca Juga: Presiden Iran: Indonesia dan Iran Sepakat Berdagang dengan Mata Uang Masing-Masing

Gubernur Bank Sentral Iran dan Rusia saat ini membahas penggunaan mata uang nasional dalam hubungan kedua negara dan pembangunan sistem pembayaran bilateral merupakan bagian dari rencana aksi ini. Gubernur Bank Sentral Iran, Mohammad Reza Farzin, dan Ketua Bank Rusia, Elvira Nabiullina, bertemu di Teheran, Rabu (24/5/2023), menyusun rencana aksi untuk pengembangan sistem pembayaran bilateral. (Sumber: Moscow Times)

Presiden Iran itu juga menyebut target volume perdagangan bilateral naik menjadi USD20 miliar dan menyatakan, "Tentu saja, kedua negara memutuskan untuk melakukan perdagangan menggunakan mata uang nasional."

Raisi menggarisbawahi, penandatanganan berbagai dokumen kerja sama antara Iran dan Indonesia merupakan bukti kesungguhan kedua negara dalam meningkatkan hubungan bilateral.

Gubernur Bank Sentral Iran dan Rusia saat ini membahas penggunaan mata uang nasional dalam hubungan kedua negara dan pembangunan sistem pembayaran bilateral merupakan bagian dari rencana aksi ini.

Gubernur Bank Sentral Iran Mohammad Reza Farzin, dan Ketua Bank Rusia Elvira Nabiullina, bertemu di Teheran, Rabu (24/5/2023), menyusun rencana aksi untuk pengembangan sistem pembayaran bilateral.

"Saya telah mendapat pertemuan yang baik dan produktif dengan rekan sejawat saya dari Rusia, Elvira Nabiullina. Kami mencapai konsensus serius mengenai pengembangan hubungan mata uang dan kami menyusun rencana aksi berdasarkan hal tersebut," cuit Farzin pada hari Rabu.

Penggunaan mata uang nasional dalam hubungan kedua negara dan pembangunan sistem pembayaran bilateral merupakan bagian dari rencana aksi tersebut, katanya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Ria Novosti / Kompas TV / Tass


TERBARU