> >

Retno Marsudi Tekankan Kolaborasi di Indo-Pasifik: Jangan Sampai Jadi Teater Rivalitas Kekuatan

Kompas dunia | 14 Mei 2023, 21:51 WIB
Arsip. Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno Marsudi dalam konferensi pers KTT ASEAN di Labuan Bajo, NTT, Selasa (9/5/2023). Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjadi salah satu pembicara utama dalam Forum Tingkat Menteri untuk Kerja Sama di Indo-Pasifik yang diselenggarakan di Stockholm, Swedia, Sabtu (13/5/2023). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

STOCKHOLM, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menjadi salah satu pembicara utama dalam Forum Tingkat Menteri untuk Kerja Sama di Indo-Pasifik yang diselenggarakan di Stockholm, Swedia, Sabtu (13/5/2023). Retno diundang sebagai pembicara utama mengingat Indonesia yang memegang keketuaan ASEAN tahun ini.

Forum yang digelar Uni Eropa tersebut diikuti oleh 22 menteri luar negeri atau pejabat setingkat menteri luar negeri dari berbagai negara. Forum ini merupakan kelanjutan dari pertemuan tahun lalu yang digelar di Paris, Prancis.

Baca Juga: Menlu Retno Imbau WNI di Sudan Segera Lapor ke KBRI untuk Dievakuasi Tahap Dua

Retno menyampaikan empat pesan penting terkait Indo-Pasifik dalam forum tersebut. Salah satunya mengenai pentingnya kolaborasi di Indo-Pasifik.

"Saya sengaja menekankan kata 'kolaborasi' karena inilah yang memang diinginkan dan disampaikan selama KTT ASEAN. ASEAN tidak ingin melihat Indo-Pasifik menjadi teater rivalitas kekuatan besar," kata Retno dalam siaran pers dari Stockholm, Minggu (14/5).

Kedua, Retno menyampaikan bahwa ASEAN terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara secara inklusif. Syaratnya, kata Retno, negara tersebut harus menghormati hukum internasional dan mengadopsi paradigma kolaborasi.

"Pesan ketiga yang saya sampaikan dalam pertemuan di Stockholm adalah penekanan mengenai engagement dengan Indo-Pasifik harus inklusif. Tadi saya sudah sampaikan tapi kemudian saya tegaskan kembali mengenai inclusiveness ini yang berarti terbuka untuk semua negara," kata Retno.

Retno menyebut kawasan Indo-Pasifik "terlalu besar" untuk dikelola segelintir negara. Ia pun menyatakan bahwa jangan sampai kawasan tersebut menjadi proksi kekuatan tertentu.

"Pesan keempat, kerja sama di Indo-Pasifik harus konkret dan bermanfaat bagi rakyat. Kerja sama semacam ini bukan hanya terkait dengan politik dan keamanan atau sekedar bersifat norm-setting. Di sinilah arti penting implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific, kerja sama konkret inklusif yang memprioritaskan 4 area kerja sama," kata Retno.

Pada akhir pertemuan, Retno pun menyampaikan undangan kepada negara-negara peserta forum untuk menghadiri Forum Infrastruktur ASEAN-Indo-Pasifik yang akan digelar di Jakarta pada September mendatang. Forum itu disebut menjadi platform untuk mengoptimalkan potensi kerja sama di Indo-Pasifik.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU