> >

Negosiasi Damai Militer dan Paramiliter di Jeddah Belum Selesai, Rakyat Sudan Harap-harap Cemas

Kompas dunia | 9 Mei 2023, 13:02 WIB
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan negosiasi pra-perundingan dimulai hari Sabtu dan akan dilanjutkan beberapa hari mendatang dengan harapan mencapai gencatan senjata jangka pendek yang efektif untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan, seperti dilaporkan Arab News Senin (8/5/2023). (Sumber: AP Photo/Marwan Ali)

RIYADH, KOMPAS.TV - Rakyat Sudan menanti dengan cemas hasil negosiasi di Jeddah antara perwakilan dari faksi-faksi yang bertikai, berharap hasilnya akan mengakhiri pertumpahan darah yang menewaskan ratusan orang dan memicu pengungsian massal.

Seperti laporan Arab News, Selasa (9/5/2023), inisiatif AS-Arab Saudi ini adalah upaya serius pertama untuk mengakhiri pertempuran yang menjadikan beberapa bagian di Khartoum menjadi zona perang, menggagalkan rencana yang didukung secara internasional untuk mengakhiri pemerintahan militer dan membawa pemerintahan sipil, dan menciptakan krisis kemanusiaan.

Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan "negosiasi pra-perundingan" dimulai hari Sabtu dan "akan dilanjutkan beberapa hari mendatang dengan harapan mencapai gencatan senjata jangka pendek yang efektif untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan," seperti yang dilaporkan oleh Arab News pada Senin (8/5/2023).

Forces of Freedom and Change, kelompok politik yang memimpin rencana untuk memindahkan ke pemerintahan sipil, menyambut baik negosiasi di Jeddah.

Belum ada kabar tentang kemajuan negosiasi antara tentara dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang dimulai pada hari Sabtu.

Para pihak yang bertikai mengatakan mereka hanya akan berusaha menangani masalah kemanusiaan seperti jalur aman, bukan mengakhiri perang. Banyak gencatan senjata yang dilanggar sejak konflik pecah pada tanggal 15 April.

Baca Juga: Jumlah WNI yang Telah Dipulangkan dari Sudan Mencapai 929 Orang

Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan negosiasi pra-perundingan dimulai hari Sabtu dan akan dilanjutkan beberapa hari mendatang dengan harapan mencapai gencatan senjata jangka pendek yang efektif untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan, seperti dilaporkan Arab News Senin (8/5/2023). (Sumber: Maheen S via AP)

"Jika negosiasi di Jeddah gagal menghentikan perang, maka ini akan berarti kami tidak akan dapat kembali ke rumah dan kehidupan kami," kata Tamader Ibrahim, pegawai pemerintah berusia 35 tahun di Bahri, di seberang Sungai Blue Nile dari Khartoum.

"Kami menunggu negosiasi ini karena ini adalah satu-satunya harapan kami."

Mahjoub Salah, seorang dokter berusia 28 tahun, mengatakan daerah-daerah ibu kota yang terkena dampak kekerasan berubah dari hari ke hari.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Arab News


TERBARU