> >

Israel Jadi Konsumen Opiod No.1 Dunia, Terancam Hadapi Wabah Kecanduan

Kompas dunia | 1 Mei 2023, 11:53 WIB
Ilustrasi fentanyl. (Sumber: US Attorneys Office for Utah via AP)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel mengalami masalah kecanduan yang serius setelah dilaporkan menjadi konsumen opioid nomor 1 dunia.

Laporan tersebut dipublikasikan oleh Studi Kebijakan Sosial di Israel Taub Center.

Laporan itu juga memperingatkan bahwa Israel berada di ambang wabah kecanduan opioid.

Laporan itu dikeluarkan berdasarkan beberapa tinjuan studi yag menunjukkan bahwa pada 2020, Israel memimpin di dunia per kapita terkait resep obat kuat dan adiktif.

Baca Juga: Erdogan Ungkap Pemimpin ISIS di Suriah Telah Tewas, Dilumpuhkan dalam Operasi Intelijen Turki

Israel awalnya tertinggal dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain yang telah berjuan melawan wabah opioid sejak akhir 1990-an.

Namun, mereka akhirnya menyusul dalam dekade terakhir.

 

Penyalahgunaan fentanyl, 50 kali lebih kuat dari heroin dan sangat adiktif, memainkan peran besar dalam masalah kesehatan masyarakat di mana Israel sekarang berada.

“Batasnya sekitar 10 tahun yang lalu, karena sebelumnya dokter meresepkan alternatif dan akses ke opioid yang lebih sedikit. Tidak mudah bagi pasien untuk mendapatkannya, tak seperti sekarang ini,” ujar Prof. Nadav Davidovitch, salah satu penulis laporan tersebut dikutip dari The Times of Israel.

Baca Juga: Kota-Kota Eropa Mulai Menolak Israel dan Bela Palestina, Minta Kekerasan Diakhiri

Laporan Taub Center menunjukkan bahwa meski situasinya mengerikan, itu tak dapat diatasi.

Pakar kesehatan masyarakat dan kecanduan, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Israel dalam rencana tiga tahun yang mempertimbangkan rekomendasi laporan untuk program nasional dan terkoordinasi dan terintegrasi.

Davidovich mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan dan badan pemerintahan lainnya menyadari peningkatan penggunaan opioid.

Namun, hingga samai dua tahun lalu mereka tak menyadari urgensi yang harus ditangani.

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Times of Israel


TERBARU