> >

Joe Biden Resmi Umumkan Kembali Maju dalam Pemilihan Presiden 2024: Mari Kita Selesaikan Tugas Ini

Kompas dunia | 26 April 2023, 02:05 WIB
Joe Biden hari Selasa, (25/4/2023) secara resmi mengumumkan dirinya kembali maju dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024, meminta para pemilih memberikan kesempatan lebih kepada dirinya untuk menyelesaikan tugas ini dan memperpanjang masa jabatan presiden tertua Amerika untuk empat tahun lagi. (Sumber: AP Photo/Susan Walsh)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara resmi mengumumkan dirinya kembali maju dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024. Dia meminta para pemilih memberikan kesempatan lebih kepadanya untuk "menyelesaikan tugas ini" dan memperpanjang masa jabatan presiden tertua Amerika untuk empat tahun lagi.

Biden, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Selasa (25/4/2023), yang akan berusia 86 tahun pada akhir masa jabatan kedua, bertaruh bahwa prestasi legislatif masa jabatan pertamanya dan pengalaman lebih dari 50 tahun di Washington akan dihargai lebih daripada kekhawatiran tentang usianya.

Dia menghadapi jalur yang mulus untuk memenangkan nominasi partainya, tanpa adanya pesaing serius dari Partai Demokrat. Namun, dia tetap dihadapkan pada perjuangan yang berat untuk mempertahankan kepresidenan dalam sebuah negara yang terbelah.

Pengumuman tersebut, dalam sebuah video selama tiga menit, dilakukan pada hari ulang tahun empat tahun sejak Biden mengumumkan pencalonannya dalam Pemilihan Presiden tahun 2019, dengan janji untuk menyembuhkan "jiwa bangsa" yang tergoncang akibat masa jabatan penuh kontroversi Donald Trump - sebuah tujuan yang belum tercapai.

"Saya mengatakan kita berada dalam pertempuran untuk jiwa Amerika, dan kita masih berada di dalamnya," kata Biden.

"Pertanyaan yang kita hadapi adalah apakah di tahun-tahun mendatang kita akan memiliki lebih banyak kebebasan atau lebih sedikit kebebasan. Lebih banyak hak atau lebih sedikit hak."

Meskipun kemungkinan mencalonkan diri kembali sudah menjadi hal yang pasti bagi sebagian besar presiden modern, hal itu tidak selalu berlaku untuk Biden.

Baca Juga: Joe Biden Bakal Umukan Ikut Pemilihan Presiden AS 2024 Hari Ini, Bertarung Lagi dengan Donald Trump?

Joe Biden, Selasa (25/4/2023) secara resmi mengumumkan dirinya kembali maju dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024, meminta para pemilih memberikan kesempatan lebih kepada dirinya untuk menyelesaikan tugas ini dan memperpanjang masa jabatan presiden tertua Amerika untuk empat tahun lagi. (Sumber: AP Photo/Patrick Semansky)

Sejumlah pemilih Demokrat menunjukkan mereka lebih memilih agar Biden tidak mencalonkan diri lagi, sebagian karena usianya, kekhawatiran yang diakui oleh Biden sebagai "benar-benar sah" tetapi tidak dihadapi secara langsung dalam pesan videonya.

Namun, sedikit hal yang bisa menyatukan pemilih Demokrat seperti kemungkinan kembalinya Trump berkuasa.

Posisi politik Biden dalam partainya cukup stabil setelah Demokrat meraih kinerja yang lebih baik dari yang diharapkan dalam pemilihan paruh waktu tahun lalu.

Presiden ini berencana untuk mencalonkan diri lagi dengan tema yang sama yang mengangkat partainya pada musim gugur tahun lalu, terutama dalam menjaga akses terhadap aborsi.

"Kebebasan. Kebebasan pribadi adalah hal mendasar dalam jati diri kita sebagai warga Amerika. Tidak ada yang lebih penting. Tidak ada yang lebih suci," kata Biden dalam video peluncuran, menggambarkan ekstremis Partai Republik mencoba membatasi akses terhadap aborsi, memotong jaminan sosial, membatasi hak suara, dan melarang buku-buku yang mereka tidak setujui. "Di seluruh negeri, ekstremis MAGA berbaris untuk merebut kebebasan-kebebasan dasar itu."

"Ini bukan saatnya menjadi acuh tak acuh," tambah Biden. "Itulah mengapa saya maju untuk mencalonkan diri kembali."

Seiring bentuk kampanye mulai terbentuk, Biden berencana untuk berkampanye berdasarkan rekam jejaknya. Dia menghabiskan dua tahun pertamanya sebagai presiden untuk melawan pandemi Covid-19 dan mendorong undang-undang besar seperti paket infrastruktur bipartisan dan legislasi untuk mendorong manufaktur berbasis teknologi tinggi dan langkah-langkah iklim.

Baca Juga: Donald Trump Mulai Kampanye Pilpres AS 2024: Ada Urusan yang Belum Selesai

Donald Trump kemungkinan akan kembali menjadi pesaing Joe Biden di Pilpres 2024 Amerika Serikat. (Sumber: AP Photo)

Dengan Partai Republik sekarang menguasai Kongres, Biden menggeser fokusnya pada implementasi undang-undang besar tersebut dan memastikan pemilih memberikan pengakuan kepadanya atas perbaikan yang dicapain.

Presiden ini juga punya beberapa tujuan kebijakan dan janji yang belum terpenuhi dari kampanye pertamanya yang ingin dia minta kesempatan kedua untuk memenuhinya.

"Marilah kita selesaikan tugas ini. Saya tahu kita bisa," kata Biden dalam video tersebut, mengulangi mantra yang dikatakannya sebanyak dua belas kali selama Pidato Kenegaraan bulan Februari, mencantumkan segalanya mulai dari meloloskan larangan senjata tipe serangan dan menurunkan harga obat resep, hingga mengodifikasi hak nasional terhadap aborsi setelah putusan Mahkamah Agung tahun lalu yang menggulingkan putusan Roe v. Wade.

Didorong oleh hasil pemilu paruh waktu, Biden berencana untuk terus menggambarkan semua anggota Partai Republik sebagai penganut politik "ultra-MAGA" - merujuk pada slogan "Make America Great Again" milik Trump - terlepas dari apakah pendahulunya akhirnya mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2024.

Dalam video tersebut, Biden berbicara sambil menampilkan cuplikan singkat dan foto-foto momen penting dalam masa kepresidenannya, gambaran beragam warga Amerika, dan kilasan lawan-lawan politik Republikan yang vokal, termasuk Trump, Gubernur Florida Ron DeSantis, dan Anggota Dewan Perwakilan Marjorie Taylor Greene dari Georgia. Dia mengajak para pendukungnya bahwa "ini adalah saat kita untuk mempertahankan demokrasi".

Dalam pengumuman tersebut, Biden berencana untuk menyoroti kinerjanya selama dua tahun terakhir dalam memperkuat aliansi Amerika, memimpin koalisi global untuk mendukung pertahanan Ukraina dari serangan Rusia, dan mengembalikan Amerika Serikat ke dalam perjanjian iklim Paris.

Namun, dukungan publik di Amerika Serikat terhadap Ukraina mengendur dalam beberapa bulan terakhir, dan sebagian pemilih mempertanyakan dana miliaran dolar yang mengalir ke Kiev sebagai bantuan militer dan ekonomi.

Baca Juga: Pemerintahan Biden Salahkan Trump atas Kacaunya Penarikan Mundur AS dari Afghanistan

Joe Biden, Selasa (25/4/2023) secara resmi mengumumkan dirinya kembali maju dalam pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2024, meminta para pemilih memberikan kesempatan lebih kepada dirinya untuk menyelesaikan tugas ini dan memperpanjang masa jabatan presiden tertua Amerika untuk empat tahun lagi. (Sumber: AP Photo)

Presiden Biden juga masih menghadapi kritik atas penarikan pasukan Amerika yang kacau pada tahun 2021 dari Afghanistan setelah hampir 20 tahun perang, yang merusak citra kompeten yang ingin ditampilkan, dan menjadi sasaran serangan dari Partai Republik terkait kebijakan imigrasi dan ekonomi.

Sebagai kandidat pada tahun 2020, Biden memperkenalkan dirinya kepada pemilih berdasarkan familiaritasnya dengan koridor kekuasaan di Washington dan hubungannya di seluruh dunia. Namun, saat itu pun dia sadar akan kekhawatiran pemilih terkait usianya yang sudah lanjut.

Meskipun demikian, banyak anggota Partai Demokrat yang lebih memilih Biden untuk tidak maju kembali. Hasil jajak pendapat terbaru dari The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research menunjukkan hanya 47% anggota Partai Demokrat yang ingin Biden mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, naik dari 37% pada bulan Februari. Salah ucap dan kadang-kadang kesalahan fisik Biden kerap menjadi bahan olokan bagi para kritikus yang mencoba menggambarkannya sebagai tidak layak untuk menjabat.

Biden, dalam beberapa kesempatan, telah menolak kekhawatiran tentang usianya, dengan hanya mengatakan, "Lihatlah saya."

Pada pemeriksaan fisik rutin pada bulan Februari, dokternya, Dr. Kevin O'Connor, menyatakan bahwa Biden sehat, bertenaga, dan mampu untuk menjalani tanggung jawabnya di Gedung Putih.

Staf Biden mengakui, meskipun beberapa anggota partainya mungkin lebih suka ada alternatif lain daripada Biden, namun tidak ada konsensus tentang siapa yang mungkin menjadi alternatif calon presiden Demokrat selain Biden.

Dan mereka bersikeras bahwa ketika Biden dibandingkan dengan calon yang akan diusung oleh Partai Republik, para anggota Partai Demokrat dan independen akan bersatu di belakang Biden.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU