> >

Sistem Rudal Patriot Buatan AS Tiba di Ukraina, Perang dengan Rusia Bakal Makin Berdarah!

Kompas dunia | 20 April 2023, 04:30 WIB
Ukraina hari Rabu, (19/4/2023) mengatakan sistem rudal darat ke udara Patriot buatan Amerika Serikat tiba di Ukraina pada hari Rabu, (19/4/2023), memberikan perlindungan baru yang sangat dibutuhkan oleh Kiev melawan serangan udara Rusia (Sumber: AP Photo)

KIEV, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Ukraina menyatakan sistem rudal darat ke udara Patriot buatan Amerika Serikat (AS) tiba di Ukraina pada Rabu (19/4/2023).

Sistem rudal ini memberikan perlindungan baru yang sangat dibutuhkan oleh Kiev melawan serangan udara Rusia yang merusak kota-kota dan infrastruktur sipil, seperti laporan Associated Press, Kamis (20/4/2023).

AS setuju mengirimkan sistem rudal darat ke udara itu Oktober lalu. Sistem rudal ini dapat menghantam pesawat, rudal jelajah, dan rudal balistik jarak pendek seperti yang digunakan Rusia untuk mengebom area permukiman dan jaringan listrik Ukraina.

“Hari ini, langit Ukraina yang indah menjadi lebih aman,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam cuitannya.

Rudal-rudal tersebut adalah kontribusi terbaru dari sekutu Barat, yang juga berjanji memberikan tank, artileri, dan beberapa jenis pesawat tempur saat Ukraina bersiap untuk melancarkan serangan balik.

Reznikov berterima kasih kepada AS, Jerman, dan Belanda, tanpa menyebutkan berapa banyak sistem rudal yang dikirimkan atau kapan mereka tiba.

Juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Yurii Ihnat, pada Selasa malam mengatakan pengiriman sistem tersebut akan menjadi sebuah peristiwa penting, yang memungkinkan warga Ukraina untuk menyerang target Rusia dari jarak yang lebih jauh.

Baca Juga: Aktivis HAM Rusia Dipenjara 25 Tahun Usai Kritik Invasi ke Ukraina, Negara Barat dan PBB Mengecam

Ukraina hari Rabu, (19/4/2023) mengatakan sistem rudal darat ke udara Patriot buatan Amerika Serikat tiba di Ukraina pada hari Rabu, (19/4/2023), memberikan perlindungan baru yang sangat dibutuhkan oleh Kiev melawan serangan udara Rusia (Sumber: AP Photo)

Situs web pemerintah federal Jerman hari Selasa memasukkan sistem Patriot sebagai salah satu item militer yang dikirimkan dalam seminggu terakhir ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengonfirmasi hal tersebut kepada anggota parlemen di Berlin, Rabu.

Jerman juga mengirimkan satu dari empat sistem pertahanan udara medium-range IRIS-T yang dijanjikan tahun lalu, kata Baerbock.

Reznikov mengatakan ia pertama kali meminta sistem Patriot ketika mengunjungi AS pada Agustus 2021, atau lima bulan sebelum invasi Rusia secara penuh dan tujuh tahun setelah aneksasi Krimea oleh Rusia.

Dia menggambarkan kepemilikan sistem tersebut sebagai "mimpi", tetapi mengatakan pada saat itu dia diberitahu di AS bahwa itu "tidak mungkin".

Personel Ukraina dilatih menggunakan sistem rudal Patriot, yang memerlukan hingga 90 tentara untuk mengoperasikan dan memeliharanya.

“Pasukan udara kami sudah menguasai (sistem Patriot) sejauh yang mereka bisa. Dan mitra kita memenuhi janji mereka,” tulis Reznikov.

Baca Juga: Kunjungi Rusia, Menhan China Sepakat Tingkatkan Hubungan Militer ke Level Baru

Sistem rudal pertahanan udara Patriot buatan Amerika Serikat. Ukraina hari Rabu, (19/4/2023) mengatakan sistem rudal darat ke udara Patriot buatan Amerika Serikat tiba di Ukraina pada hari Rabu, (19/4/2023), memberikan perlindungan baru yang sangat dibutuhkan oleh Kiev melawan serangan udara Rusia. (Sumber: Sebastian Apel/U.S. Department of Defense, via AP)

Para ahli memperingatkan efektivitas sistem ini terbatas dan mungkin tidak signifikan dalam mengubah peperangan, meskipun itu akan menambah kekuatan Ukraina terhadap musuh yang lebih besar.

Patriot pertama kali diterjunkan oleh AS pada tahun 1980-an. Biaya sistem ini diperkirakan sekitar $4 juta per rudal, dan peluncur sekitar $10 juta setiap satu, kata para analis.

Dengan biaya yang begitu tinggi, tidak menguntungkan untuk menggunakan Patriot menembak jatuh drone Iran yang lebih kecil dan lebih murah yang digunakan oleh Rusia di Ukraina.

Dalam perkembangan lain pada Rabu, China membantah laporan terbaru bahwa drone China ditemukan di medan perang Ukraina. China menegaskan mereka tidak akan membantu mempersenjatai Rusia, salah satu sekutunya.

Kementerian Perdagangan China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Beijing juga menjaga kontrol ketat atas ekspor drone sesuai dengan standar internasional untuk mencegah penggunaan drone untuk tujuan tempur.

China, yang berkali-kali mengkritik dukungan AS dan negara lain terhadap Ukraina sebagai "menambah bahan bakar api" perang, memiliki "sikap yang objektif dan adil" dan mencari perdamaian, demikian pernyataan tersebut.

Baca Juga: Vladimir Putin Teken RUU Mobilisasi, Rusia Diduga Antisipasi Perang Berkepanjangan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan pasukan di kota garis depan hari Selasa (18/4/2023) sehari setelah pemimpin Rusia Vladimir Putin mengunjungi wilayah yang diduduki di Kherson. (Sumber: Kremlin)

Di tempat lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu bahwa ia baru-baru ini mengunjungi wilayah Kherson selatan dan Luhansk timur Ukraina yang dikendalikan oleh Moskow.

"Tujuan dari perjalanan itu adalah untuk bertemu dengan militer, yang tidak ingin saya ganggu untuk waktu yang lama dan jarak yang jauh dari penempatan unit yang mereka komando," katanya.

Pejabat Kiev melaporkan korban sipil harian, tetapi tidak militer, akibat serangan meriam Rusia. Setidaknya empat warga sipil tewas dan 27 lainnya terluka pada Selasa dan semalam, menurut kementerian pertahanan Ukraina.

Seorang pria berusia 50 tahun dan seorang perempuan berusia 44 tahun tewas dalam serangan udara Rusia di sebuah kota perbatasan di wilayah Kharkiv timur laut, kata Gubernur Oleh Syniehubov dalam pernyataan di televisi.

Pasukan Rusia meluncurkan 12 serangan roket, artileri, mortir, tank, dan drone di wilayah Kherson selatan Ukraina, menewaskan satu warga sipil di pasar pusat Kherson, ibu kota wilayah tersebut, dan sebuah sekolah di dekatnya, kata Gubernur Oleksandr Prokudin.

Seorang perempuan tewas dan satu lainnya terluka di Ukraina utara setelah pasukan Rusia mengebom desa perbatasan Richki dari beberapa peluncur roket, kata administrasi militer setempat. Pasukan Rusia juga menembakkan drone yang meledak di wilayah Odesa selatan Ukraina.

 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU