> >

Rusia Ungkap Kebijakan Luar Negeri Baru: Akhiri Dominasi AS, China dan India Jadi Mitra Utama

Kompas dunia | 1 April 2023, 04:00 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin hari Jumat, (31/3/2023) menandatangani strategi kebijakan luar negeri baru Rusia yang bertujuan mengakhiri dominasi dan hegemoni AS serta Barat dan mengidentifikasi China dan India sebagai mitra utama untuk masa depan. (Sumber: Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV – Presiden Vladimir Putin, Jumat (31/3/2023), menandatangani strategi kebijakan luar negeri baru Rusia yang bertujuan mengakhiri dominasi dan hegemoni AS serta Barat dan mengidentifikasi China dan India sebagai mitra utama untuk masa depan.

“Federasi Rusia bermaksud untuk memprioritaskan penghapusan sisa-sisa dominasi Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain yang tidak bersahabat dalam politik dunia,” kata dokumen strategi itu seperti tertulis di situs kementerian luar negeri Rusia.

Istilah "negara-negara yang tidak bersahabat" digunakan oleh Rusia untuk merujuk pada negara-negara tersebut, khususnya di Eropa dan Amerika Utara, yang mengutuk kampanye militer Moskow di Ukraina dan menerapkan sanksi.

Dokumen setebal 42 halaman, yang diterbitkan di situs web Kremlin itu menyatakan Rusia akan bertujuan untuk "menciptakan kondisi bagi negara mana pun untuk menolak tujuan neo-kolonialis dan hegemonik".

Mengumumkan dokumen tersebut pada pertemuan dewan keamanan, Putin mengatakan, pembaruan strategi Rusia untuk keterlibatan di panggung global diperlukan karena "perubahan radikal" di dunia.

Strategi tersebut mencerminkan sikap pemimpin Rusia yang semakin anti-Barat dalam menghadapi sanksi dan bantuan militer Barat ke Ukraina, seperti yang juga terlihat dalam pidato kenegaraannya pada bulan Februari.

Rusia semakin terisolasi oleh AS dan Barat di panggung dunia dan berusaha untuk meningkatkan hubungan politik dan ekonomi dengan negara-negara di Afrika dan Asia seperti China dan India yang telah mengambil sikap lebih netral terhadap ofensifnya di Ukraina.

Baca Juga: Jubir Putin Sebut Rusia sedang Perangi Barat: Bakal Bertahan untuk Waktu yang Lama

Gedung Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow. Presiden Vladimir Putin hari Jumat, (31/3/2023) menandatangani strategi kebijakan luar negeri baru Rusia yang bertujuan mengakhiri dominasi dan hegemoni AS serta Barat dan mengidentifikasi China dan India sebagai mitra utama untuk masa depan.(Sumber: Twitter/Russian Embassy UK)

Di poin 19 kebijakan luar negeri terbaru Rusia tertulis, untuk membantu menyesuaikan tatanan dunia dengan realitas dunia multipolar, Federasi Rusia bermaksud memprioritaskannya untuk menghilangkan sisa-sisa dominasi AS dan negara-negara lain yang tidak ramah dalam urusan global, menciptakan kondisi yang memungkinkan negara mana pun melepaskan ambisi neo-kolonial atau hegemonik;

Meningkatkan mekanisme internasional untuk memastikan keamanan dan pembangunan di tingkat global dan regional; Mengembalikan peran PBB sebagai mekanisme koordinasi pusat dalam mendamaikan kepentingan Negara Anggota PBB dan tindakan mereka dalam mencapai tujuan Piagam PBB;

Meningkatkan kapasitas dan peran internasional dari asosiasi antarnegara BRICS, Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS), Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), the RIC (Rusia, India, Cina) dan asosiasi antarnegara bagian lainnya serta organisasi internasional, serta mekanisme dengan partisipasi Rusia yang kuat;

Strategi itu juga mengatakan Rusia akan mempertahankan "nilai-nilai spiritual dan moral tradisional" melawan "sikap ideologis pseudo-humanistik dan neo-liberal lainnya".

Fokus dari strategi baru itu salah satunya adalah mengkonsolidasikan upaya-upaya internasional untuk memastikan penghormatan dan perlindungan terhadap nilai-nilai spiritual dan moral universal dan tradisional (termasuk norma-norma etis yang umum bagi semua agama dunia), dan melawan upaya-upaya untuk memaksakan pandangan ideologis pseudo-humanistik atau neo-liberal lainnya, yang mengarah ke hilangnya nilai-nilai dan integritas spiritual dan moral tradisional oleh umat manusia;

Baca Juga: Sergey Lavrov Ingin Perkuat Hubungan dengan Dunia Islam, Jadi Prioritas Kebijakan Luar Negeri Rusia

Vladimir Putin dan Xi Jinping. Presiden Putin hari Jumat, (31/3/2023) menandatangani strategi kebijakan luar negeri baru Rusia yang bertujuan mengakhiri dominasi dan hegemoni AS serta Barat dan mengidentifikasi China dan India sebagai mitra utama untuk masa depan. (Sumber: Kantor Kepresidenan Rusia)

Dalam strategi baru, Rusia memilih hubungan dengan China dan India dan menekankan pentingnya “pendalaman hubungan dan koordinasi dengan pusat kekuatan dan pembangunan global berdaulat yang bersahabat yang terletak di benua Eurasia”.

Putin baru-baru ini membicarakan hubungan, khususnya, dengan China selama kunjungan Presiden Xi Jinping ke Moskow pada awal Maret.

Moskow meningkatkan pasokan energi ke China dan India setelah hampir seluruhnya terputus dari pasar tradisional Eropa.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dokumen itu mengakui "sifat ancaman terhadap keamanan dan pembangunan negara kita, yang didorong oleh tindakan negara-negara yang tidak bersahabat".

“Amerika Serikat secara langsung disebut sebagai penghasut utama dan pendorong sentimen anti-Rusia,” katanya.

“Kebijakan Barat untuk mencoba melemahkan Rusia dengan segala cara yang mungkin dicirikan sebagai perang hibrida jenis baru.” 

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times/Russia Foreign Ministry


TERBARU